Salin Artikel

Rencana Penataan Becak di Jakarta dalam 100 Hari Kerja Anies-Sandiaga

Anies pertama kali menyampaikan rencana ini pada 14 Januari 2018. Saat itu, Anies mengatakan, becak masih dibutuhkan di Jakarta.

"Kami akan atur (becak) agar kebutuhan warga akan transportasi difasilitasi. Becak tidak akan ada kalau tidak ada kebutuhan atas becak. Untuk itu, angkutan baru akan kami segerakan, bagian ini agar becak dapat beroperasi di rute yang ditentukan," ucap Anies dalam peresmian persiapan community action planning (CAP) di Taman Waduk Pluit, Minggu (14/1/2018).

Meski demikian, Anies meminta publik tidak membayangkan becak-becak itu nantinya akan beroperasi di tengah kota dan jalan protokol. Oleh karena itu, Anies berencana membuat rute khusus becak. Hal itu, lanjutnya, bisa membuat para penarik becak mendapatkan penghasilannya kembali.

Di sisi lain, Wagub Sandiaga Uno memandang becak bisa menjadi sebuah moda transportasi wisata seperti di Central Park, Amerika Serikat.

Menurut Sandiaga, becak digunakan sebagai penunjang pariwisata di New York. Ia menyebut ada jalur khusus yang digunakan untuk becak berlalu lalang.

"Ternyata becak-becak itu di-keep di satu rute yang khusus dengan bingkai pariwisata. Jadi, memang untuk acara yang khusus di mana jalan ditutup dan lain sebagainya, dengan rute yang khusus, tentunya tidak di jalan raya," ujar Sandiaga.

Pro dan kontra

Salah satu pasalnya menyebutkan setiap orang atau badan dilarang membuat, merakit, menjual, memasukkan, mengoperasikan, serta menyimpan becak.

"Kalau bagian tourism dan tukang becak dibayar Pemprov DKI, silakan saja, tetapi tidak untuk sumber cari nafkah. Kasihan zaman begini ada orang genjot becak. Di Luar negeri ada, tetapi buat turis," ujar Agus, Selasa (16/1/2018).

"Kita tahu ada bajaj, mau ke pasar juga lewat kok. Pasti mereka akan ke jalan raya juga enggak hanya ke kampung-kampung," ujar Ellen.

Seorang tukang becak di kawasan Tanjung Priok, Abdul (45) mengatakan, penentuan rute akan membuat tukang becak lebih nyaman bekerja. Selama ini, meski tidak beroperasi di jalan besar, petugas sering merazia becak sampai ke pemukiman.

"Diatur rute lebih baik. Selama ini petugas tantib juga masuk ke pemukiman melarang becak beroperasi, becak kami disita. Jangan seperti itu lagi," ujar Abdul.

Abdul berharap rute untuk becak mencakup area pemukiman, tidak hanya dibatasi sebagai moda transportasi di wilayah wisata saja.

Kontrak politik

Oleh karena itu, dia bersama Anies merasa bertanggungjawab untuk merealisasikannya pada pemerintahannya saat ini.

"Untuk becak itu ternyata ada kontrak politik dari pemerintah sebelumnya yang juga harus kami tunaikan. Jadi, kami buat dalam satu kontinuitas, satu kesinambungan," tutur Sandiaga.

Pada kesempatan lain, Anies juga membenarkan kalau keinginannya menghadirkan kembali becak di Jakarta merupakan upayanya memenuhi kontrak politik yang pernah ia tandatangani.

"Jadi, janji itu adalah sesuatu yang ketika dibuat sudah dengan pertimbangan. Kami ketika menandatangani (kontrak politik) itu melihat mana yang bisa dikerjakan mana yang tidak bisa," ujarnya.

Anies mengacu organisasi Sebaja (Serikat Becak Jakarta) yang memiliki 1.000 anggota. Tukang becak itu banyak tersebar di kawasan Jakarta Utara seperti di Teluk Gong, Tanah Pasir, Jelambar, Pejagalan, Muara Baru, Pademangan, Koja, dan lainnya.

"Faktanya mereka ada, dan selama ini mereka kejar-kejaran. Kasihan hanya jadi korban," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/24/21573541/rencana-penataan-becak-di-jakarta-dalam-100-hari-kerja-anies-sandiaga

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke