"Kalau disebut crane itu salah, jadi yang roboh bukan crane tapi yang benar itu launcher ganrty yang diperasikan oleh operator," kata Tony di Jatinegara, Senin.
Saat musibah itu terjadi, kata Tony, para pekerja sedang melakukan pemasangan lower cross beam (LCB) pada falfe segmen di tiang CP.22. Dari keterangan para saksi, insiden itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, setelah LCB diangkat dari bawah lalu hendak di pasang ke false segmen tiang tersebut.
"Tiba-tiba front leg launcher gantry terlepas dari dudukan yang terpasang pada false segmen sehingga launcher gantry merosot dan LCB membentur false segmen dan korban yang ada di tiang CP.22 terjatuh," ujar Tony.
Empat pekerja tewas dalam kejadian itu.
Menurut Tony, apa yang telah terjadi menunjukkan ada kelalaian yang dilakukan pihak operator launcher gantry saat bekerja. Bantalan belum berada di posisi yang pas tetapi sudah dilepas sehingga menimbulkan insiden tersebut.
Tony mengatakan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, baik untuk pihak operator yang berpotansi sebagai tersangka atau pun pihak lain. Penyelidikan mencakup soal SOP (standard operating procedure) kerja serta sertifikat para pekerja proyek.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/05/17013791/polisi-yang-jatuh-di-proyek-ddt-bukan-crane-tapi-launcher-gantry