Rusmiyati, ibu satu anak, misalnya, mengeluh anaknya tidak punya ruang terbuka untuk bermain.
"Sulitlah, kami harus keluar dulu cari taman. Kalau di sini kayaknya nggak ada taman, harus keluar dulu" kata Rusmiyati, Selasa (6/3/2018).
Karena ketiadaan lahan bermain, pusat-pusat perbelanjaan menjadi salah satu alternatif bagi Rusmiyati untuk mengajak anaknya berjalan-jalan. Ia berharap pemerintah dapat menghadirkan RPTRA di dekat rumahnya.
"Pingin diadain (RPTRA), kasihan juga anak-anaknya kalau mau main susah. Paling di sini main sepeda aja itu pun bahaya karena banyak kendaraan," kata Rusmiyati.
Keluhan yang sama dikemukakan Diana, warga Tugu Selatan lainnya. Ia menyatakan mesti pergi agak jauh untuk mendapat ruang terbuka.
"Kalau main tuh jauh, kalau main harus ke Taman Walang atau ke Kelapa Gading, Jakarta Islamic Center. Jauh-jauh banget, di sekitar sini nggak ada (ruang terbuka)," kata Diana.
Ia merasa iba dengan kondisi anak-anak di sekitarnya yang terpaksa bermain di tengah jalan.
"Paling mereka main sepeda, main bola, atau main raket di tengah jalan. Mau bagaimana lagi, enggak ada lapangan," kata dia.
Haikal, siswa SMP yang ditemui Kompas.com mengamini hal tersebut. Ia mengatakan kesulitan mencari tempat bermain sepulang sekolah.
"Akhirnya nongkrong-nongkrong aja main game online bareng teman-teman," katanya.
Kelurahan Tugu Selatan tercatat sebagai salah satu kelurahan di Jakarta yang belum mempunyai RPTRA. Lurah Tugu Selatan Tulus Silalahi mengatakan, ketersediaan lahan yang terbatas membuat pihaknya sulit menghadirkan RPTRA.
Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta sebelumnya menyatakan tidak akan melanjutkan program pembangunan RPTRA pada 2019 karena keterbatasan lahan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/06/14464731/warga-tugu-selatan-mengeluh-tak-punya-rptra