Pria yang akrab disapa Bang Ocid ini merupakan sopir angkot M08 jurusan Tanah Abang-Kota yang kerap ikut berdemo dan memprotes penataan Tanah Abang.
Sebagai sopir yang biasa mencari nafkah di kawasan itu, Bang Ocid merasa dirugikan karena tidak bisa melintasi Jalan Jatibaru lagi.
Ocid tidak sendiri. Dia datang bersama para advokat dari Perkumpulan Advokat Kebijakan Publik untuk Masyarakat Indonesia (PAKUBUMI).
Tujuannya satu, memberikan surat somasi yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ocid meminta Anies merespons somasinya dengan membuka Jalan Jatibaru.
"Kalau keputusan itu tidak digubris, saya akan masuk langsung ke pengadilan," katanya.
Pernah ke Polda
Beberapa waktu lalu, dia pernah mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya untuk mengadukan kebijakan penataan Tanah Abang.
Ocid sudah dua kali mendatangi Polda Metro Jaya. Namun, kedua laporan itu ditolak polisi.
"Ditolak lagi. Apa bedanya saya dengan advokat (Jack Boyd Lapian) waktu itu? Apa karena kami hanya sopir angkot lalu keluhan kami ditolak polisi?" ujar Ocid.
Ocid dan teman-temannya sebenarnya pernah difasilitasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dinas Perhubungan sudah menawarkan mereka solusi bergabung OK Otrip.
"Kemarin ketemu Pemprov cuma dikasih solusi ikut OK Otrip, kami tidak sepakat. Kami lihat OK Otrip saja di mana-mana banyak yang tidak lancar, kan," katanya.
Demo dan akhirnya bertemu Sandi
Sandiaga dan sopir angkot Tanah Abang melakukan rapat tertutup di ruang rapim pada Rabu, 31 Januari 2018.
Pertemuan saat itu hanya belanja masalah. Sandiaga ketika itu memahami mereka mengharapkan keadilan.
"Mereka menghargai bahwa pedagang itu perlu dikasih makan. Namun, mereka ingin keadilan, keadilan ini sekarang hanya untuk para pedagang," ujar Sandiaga.
Ia mengundang para sopir Tanah Abang kembali pada 2 Februari. Hasil pertemuannya, para sopir dan pengusaha angkot sepakat mendukung percepatan program OK Otrip.
Alih-alih setuju, sesai konferensi pers, mereka bahkan swafoto dengan Sandiaga.
Namun, pada akhirnya mereka lagi-lagi berdemo menolak OK Otrip.
Tidak sesuai
Ocid menilai solusi OK Otrip yang ditawarkan merugikan sopir angkot.
Program OK Otrip menargetkan perjalanan 190 kilometer, sedangkan Tanah Abang adalah rute pendek. Ocid dan sopir angkot lain merasa tidak bisa mencapai target itu.
"Tetap saja enggak sampai target. Sejago-jagonya saya, saya sopir M08 ya, itu 110-120 kilometer (per hari)," katanya.
Ocid juga mempermasalahkan jumlah unit angkot. Menurut dia, hanya 90 unit angkot pada rutenya yang diikutsertakan OK Otrip. Padahal, ada 260 unit angkot M08.
"Sisa armadanya mau dibeli atau bagaimana? Program ini harus jelas," ujar Ocid.
Dia menilai Pemprov DKI belum selesai menyiapkan program OK Otrip.
Akibatnya, banyak hal-hal teknis yang tidak bisa diterima masyarakat di bawah.
"Pemerintah mengeluarkan program ini sudah harus klop, sudah tinggal kami terima bersih. Bukan yang banyak ganjalan di bawah," katanya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/08/06285951/bang-ocid-sopir-angkot-tanah-abang-dan-tuntutan-jalan-jatibaru-dibuka