Salin Artikel

Menengok Kegiatan Warga Binaan di Panti Sosial Kedoya

Penampungan hanya bersifat sementara dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Kepala Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Masyudi mengatakan, setelah ditampung, warga binaan sosial (WBS) akan disalurkan berdasarkan klasifikasi.

"Berdasarkan SK Kepala Dinas, maksimal 30 hari dan minimal 21 hari. Karena kami sifatnya penampungan sementara. Contohnya kalau hasil penertiban lansia terlantar, kan, klasifikasinya sudah jelas, kami kirimkan ke panti werda," kata Masyudi kepada Kompas.com, Rabu (7/3/2018).

Saat ini, panti tersebut menampung 280 orang dari kapasitas 200 orang.

Masyudi mengatakan, dalam satu hari, bisa mencapai 10 PMKS hasil penertiban Dinas Sosial yang datang.

"Overload sudah biasalah," ujarnya.

Penampungan ini dilakukan berdasarkan tindak lanjut Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Pergub ini melarang setiap orang mengemis, mengamen, atau bahkan melakukan kegiatan mengelap kaca dengan berharap imbalan.

Menyusuri panti sosial

Memasuki area hunian mereka, aroma obat seperti rumah sakit menyengat indera penciuman.

Memasuki area hunian laki-laki, beragam tingkah laku warga binaan segala usia. Ada anak-anak belasan tahun hingga orang tua yang menginap di ruangan berukuran 5 x 8 meter.

Tak banyak barang-barang yang ada di dalamnya. Hanya beberapa kasur tak bersarung dan lainnya sedang dijemur di luar ruangan.

"Nama saya Billy, Mbak. Saya dimasukkan ke panti karena ketahuan mengamen. Ibu saya di Purwokerto sama adik saya di kampung, bapak saya kerja di hotel," kata Billy yang diketahui orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Satpel Pembinaan Panti Tarmizi mengatakan, sebagian besar warga binaan mengalami gangguan kejiwaan. Mereka tidak nyambung saat diajak berbicara dan suka mencari perhatian.

"Rata-rata ya begitu. Kadang awalnya nyambung saat diajak mengobrol, ke belakangnya mulai ngelantur," kata Tarmizi.

Dalam ruangan tersebut terlihat pula warga binaan yang mengaji, bernyanyi, mondar-mandir dan memainkan objek apa pun di sekitarnya.

Pembinaan

Tak banyak aktivitas seperti di tempat laki-laki.

Ruangan perempuan berbentuk lorong panjang yang terbagi atas beberapa blok berbatas jeruji besi.

Mereka menyebar di dalam dan luar ruangan untuk berkumpul. Terlihat lima orang di antara mereka mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan pernak-pernik.

"Ini kami sedang bikin mute. Hasilnya enggak dijual, kayak pot kembang atau hiasan, kami jadikan pajangan," kata seorang instruktur keterampilan.

Ada yang menyiapkan lauk lele goreng, sambal ati, sayur, dan ada pula yang mencuri piring.

Dalam kegiatan dapur, para karyawan juga dibantu warga binaan. Namun, tidak semuanya bisa dilibatkan.

"Paling satu (atau) dua orang yang bisa diajak komunikasi dengan baik dan tingkah lakunya enggak macam-macam," kata Tarmizi.

Makanan yang disediakan di panti tidak sembarangan.

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya menyiapkan berbagai kegiatan untuk warga binaan yang ditampung sementara.

Kegiatan dijadwalkan setiap Senin-Jumat seperti bimbingan hukum dari kepolisian setempat, keterampilan (pembuatan mute, aksesoris, serta pot bunga), psikologi (bersama tenaga ahli psikolog), sosial, dan olahraga bersama.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/08/07022171/menengok-kegiatan-warga-binaan-di-panti-sosial-kedoya

Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke