"Memang yang perempuan dan satu lagi, si SA. Mereka bilang, 'Bisa enggak, ya, kami balik lagi ke sana'," ujar Neneng saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/3/2018).
Kepada Neneng, 2 anak adopsi itu merasa CW merupakan sosok penting untuk mereka.
Anak-anak tersebut telah diadopsi CW sejak kecil.
Kedua anak tersebut merasa tidak pernah sekalipun diperlakukan kasar.
Mereka menganggap pantas menerima hukuman jika berbuat salah.
"Jadi mereka merasa Ibu CW ini positif untuk mereka. Mereka dihukum untuk penerapan disiplin," katanya.
Namun, satu anak berinisial FA enggan bertemu CW karena merasa diperlakukan berbeda dengan keempat anak lainnya.
Bahkan, FA mengaku pernah mendapat tindak kekerasan dari CW.
FA juga mengaku pernah disuruh tidur di kamar mandi hotel dan makan makanan basi. Hal itu yang membuat FA kabur dari hotel tempat CW dan keempat anak lainnya tinggal.
"Nah, yang kabur ini berbeda, sering dibilang enggak tahu diri. Anak yang kabur ini enggak mau lagi ke sana, tetapi dia berterima kasih karena dididik (dirawat) sejak bayi oleh CW," ujar Neneng.
Sementara dua anak lainnya, kata Neneng, tidak terlalu terbuka.
Sebelumnya, Y, seorang warga melaporkan CW yang diduga mengeksploitasi anak kepada polisi.
Y mengetahui hal tersebut dari FA, salah satu anak adopsi yang kabur dari hotel karena tidak senang dengan perlakuan CW.
Polisi memeriksa hotel yang dimaksud.
Hasilnya, CW dan keempat anak lainnya ditemukan di sebuah kamar hotel.
Berdasarkan informasi, CW dan kelima anak adopsinya 10 tahun berpindah-pindah hotel.
CW menghabiskan Rp 3 juta per hari untuk sewa kamar hotel. Saat diperiksa CW tidak memiliki dokumen resmi untuk mengadopsi kelima anak tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/14/19331391/beda-dengan-fa-2-anak-adopsi-mengaku-ingin-kembali-bertemu-cw