Salin Artikel

Memetik Pelajaran dari Joko, Mantan Sopir yang Hidupi Anak-anak Kurang Mampu...

Joko bercerita, ia pertama kali menampung 15 anak perempuan pada tahun 2012 di rumahnya.

Tujuannya agar anak-anak itu mendapat pendidikan yang layak.

Pekerjaan sebagai sopir tak menghalangi niatnya mengasuh anak-anak itu.

Ia justru "nyopir" dari pagi hingga malam untuk menghidupi anak-anak asuhnya.

"Nyopir itu pagi jemput anak-anak TK, siang jemput anak-anak SMP, sama malam," ujar Joko saat berbincang dengan Kompas.com, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (22/5/2018).

Joko kemudian membagi uang penghasilannya itu untuk dua hal.

Uang hasil antar jemput anak-anak TK dan SMP untuk biaya sekolah anak-anak asuhnya.

Sementara uang hasil "nyopir" malam digunakan untuk kehidupan sehari-hari anak-anak itu.

Tetap bersyukur meski hidup sederhana

Dengan uang yang dihasilkan Joko, mereka hidup seadanya. Makan pun ala kadarnya.

"Waktu itu, kehidupan anak-anak kasihan banget. Saya kasih makan pakai mie, airnya banyak sampai (mie) ngembang, dikasih kol, sehingga cukup untuk anak-anak," kata Joko. 

Selain mie instan, makanan sehari-hari mereka tak lebih dari ikan asin, tempe, tahu, sambal, dan kerupuk.

Joko dan Tati bersyukur anak-anak asuh mereka tak masalah hidup serba terbatas.

"Alhamdulillah anak-anak mau terima kondisi itu, yang penting sekolahnya terjamin. Anak-anak pada waktu itu luar biasa semua. Dengan keterbatasan, mereka semangat," ucapnya. 

Gadai cincin nikah

Medio 2007, Joko dan Tati menggadaikan cincin pernikahan mereka untuk menghidupi anak-anak asuh mereka.

Hingga kini, cincin nikah itu tidak bisa lagi kembali ke tangan mereka.

"Cincin kawin kami gadaikan buat kehidupan anak-anak. Enggak ketebus sama saya, hilang," ucap Joko.

Derita diabetes dan hepatitis

Joko memutuskan berhenti menjadi freelancer sopir sekitar tahun 2016. Ia tidak lagi bekerja karena menderita diabetes dan hepatitis.

Namun, bukan berarti Joko menganggur setelah berhenti menjadi sopir.

"Sekarang diabetesnya masih perawatan, hepatitisnya alhamdulillah (sembuh). Tapi saya tidak mau menyerah, saya siasati, sekarang saya jualan buka warung di Jalan Kedondong, Jagakarsa," ujarnya tersenyum.

Mendirikan yayasan

Joko mulai mendirikan Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim pada 2013.

Ia diingatkan rekan-rekan hingga aparat kelurahan untuk melegalkan panti asuhan yang dibangunnya.

"Pada dasarnya saya tidak punya niatan bikin lembaga, saya cuma ingin menolong anak-anak yang perlu sekolah. Saya diingatkan bikin lembaga karena menampung banyak anak takut disebut disalahgunakan sama orang. Niat kami baik, belum tentu orang menganggapnya kami baik," tuturnya. 

Kini, ada 38 anak beragam usia yang tinggal di yayasan tersebut.

Mereka tinggal di asrama putra dan putri.

Bagi Anda yang ingin membantu anak-anak yang diasuh di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim, Anda bisa datang langsung ke lokasi yayasan tersebut di Jalan Warung Silah, Gang Haji Saaman Nomor 83, RT 003 RW 004, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/22/16014701/memetik-pelajaran-dari-joko-mantan-sopir-yang-hidupi-anak-anak-kurang

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke