Salin Artikel

Batik Betawi, Batik Khas Jakarta yang Tak Mengenal Pakem

JAKARTA, KOMPAS.com - Apa yang terlintas di benak bila mendengar 'Kota Batik'? Ada yang menyebut Pekalongan, tak sedikit pula yang menjawab Solo. Kota Yogyakarta pun tak luput disebut.

Namun, hampir tidak ada yang menyebut Jakarta sebagai 'Kota Batik'. Ya, tradisi membatik di Ibu Kota negeri ini memang tidak sepopuler Yogyakarta, Solo, atau pun Pekalongan.

Tetapi, bukan berarti Jakarta tidak mempunyai batiknya sendiri. Bahkan, batik Jakarta atau biasa disebut sebagai Batik Betawi, mempunyai ciri khas yang jauh berbeda dengan batik-batik lainnya.

Pemandu Wisata dan Instuktur Batik Museum Tekstil Jakarta, Dimas Ardi Nugroho, mengatakan, keunikan Batik Betawi ialah tidak memiliki pakem layaknya batik lain.

"Batik Betawi itu tidak ada pakem, tidak ada aturannya. Warna hijau harus cowok, warna biru untuk apa, itu enggak (berlaku), semua lapisan masyarakat bisa pakai Batik Betawi," kata Dimas, kepada Kompas.com, Kamis (31/5/2018).

Hal ini tentu berbeda dengan Batik Solo atau Yogyakarta yang setiap coraknya mempunyai fungsi masing-masing. Dalam Batik Solo dan Yogya, batik untuk pernikahan dan kematian pun mempunyai corak berbeda.

Tidak adanya pakem dalam Batik Betawi, kata Dimas, membuat Batik Betawi dapat digunakan kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa pun.

"Batik Betawi itu bebas, selagi warnanya cocok, warnanya bagus, pasti bisa dipakai," kata Dimas.

Corak bebas

Keunikan lain yang dimiliki Batik Betawi, kata Dimas, adalah corak atau gambar yang dimuat di kain batik dapat lebih bebas dan tidak kaku.

Artinya, segala macam gambar boleh dimasukkan ke sana. Terutama, hal-hal yang berhubungan dengan Jakarta atau kebudayaan Betawi seperti Ondel-ondel, Monas, hingga gambar berbagai alat musik tradisional.

"Kalau untuk Batik Betawi, aku rasa tidak ada yang sulit karena semua gambarnya bebas. Bebas mereka mengekspresikannya selama dibuat menggunakan canting," kata Dimas.

Walau begitu, Dimas mengatakan, Batik Betawi tetap harus memegang prinsip dalam membatik. Prinsip yang dimaksud Dimas adalah pola yang berulang-ulang serta masalah tata letak. 

"Dia tetap mengikuti basic desain, contohnya pattern-nya berulang-ulang dan tatak letaknya di-layout lurus. Cuma dia ditambah gambar tanaman khas Jakarta," kata dia.

Corak yang bebas dalam Batik Betawi tak berarti batik tersebut tidak memiliki corak khasnya. Dimas mengatakan, pola pucuk rebung merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki Batik Betawi.

Menurut Dimas, pola pucuk rebung itu mempunyai filosofinya. Lewat pola tersebut, orang yang menggunakan kain itu diharapkan mempunyai sifat seperti rebung.

"Rebung itu kan bambu muda. Mulai dari muda dia bermanfaat, kalau sudah gede dia bermanfaat juga. Jadi, filosofinya itu manusia mulai dari kecil sampai mati itu bermanfaat bagi orang lain," ujar dia.

Dimas menuturkan, ciri khas lain dari Batik Betawi adalah warnanya yang mencolok. Tak jarang memang ditemukan Batik Betawi yang mengambil warna yang 'menyala' seperti kuning dan oranye.

"Kebanyakan sekarang pada mengikuti kemauan konsumen. Misal Batik Betawi warna merah ingin dibikin warna oranye itu bebas. Kalau orang bilang, Batik Betawi itu warnanya warna 'norak', warna ngejreng," kata Dimas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/31/17114751/batik-betawi-batik-khas-jakarta-yang-tak-mengenal-pakem

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke