Instansi-instansi tersebut, kata Prabowo, mengabaikan peringatan tersebut dan lebih memilih untuk melanjutkan aktivitas perekonomian karena kemungkinan tidak mau rugi. Prabowo memisalkan aktivitas angkutan kapal penumpang di pelabuhan.
"Untuk stakeholder yang lain memang agak bervariasi, ada yang cukup responsif dan ada yang tidak responsif juga, dalam artian kita sudah beri peringatan, dan ternyata toh ada kejadian. Kepentingan ekonomi yang paling dominan ya," kata Prabowo di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (19/6/2018).
Menurut dia, instansi yang sangat responsif menanggapi peringatan dini BMKG salah satunya industri penerbangan. Prabowo mengatakan, hampir setiap peringatan dini dijalankan oleh industri penerbangan.
Misalnya terkait informasi jarak pandang pendaratan di bandara. ATC sering mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada.
Prabowo mengatakan, guna meyakinkan pemegang kebijakan bahwa informasi yang diberikan penting, BMKG bekerjasama dengan seluruh pemangku kebijakan baik yang berasal dari moda transportasi darat, laut dan udara.
"Memang menjadi salah satu indikasi bahwa peringatan dini sukses kalau kemudian masyarakat mendengarkan, tapi berapa persennya kami agak sulit menyampaikan angkanya karena dengan beda stakholder bisa saja tingkat sensitivitas merespon berbeda," ujar Prabowo.
Pada Senin pekan ini, Kapal Mesin Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
BMKG telah menyampaikan dua kali peringatan dini terkait cuaca ekstrim di wilayah Danau Toba sebelum kapal tersebut tenggalam.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/20/11402051/instansi-yang-patuh-dan-abaikan-peringatan-dini-bmkg