Salin Artikel

Meninggalkan Jakarta Sejenak demi Pilkada...

Demi memenuhi hak politiknya, tak sedikit warga yang biasa beraktivitas di wilayah DKI Jakarta kembali ke rumahnya sejenak guna memilih kepala daerah-nya dalam lima tahun ke depan.

Asep, seorang sopir pribadi, berangkat ke kampungnya di Cianjur, Jawa Barat, pada Rabu dini hari ketika matahari belum bersinar.

"Tadi berangkat subuh baru sampai jam 7 pagi. Naik angkutannya naik omprengan, bus, ngoper beberapa kali, ongkosnya sekali jalan Rp 65.000," kata Asep.

Ongkos dan waktu yang tidak sedikit itu bukan masalah bagi Asep. Baginya, momen Pilkada yang lima tahun sekali ini adalah momen sakral yang akan mempengaruhi hidupnya.

"Kita masyarakat ingin punya pemimpin yang jujur dan adil, karena masyarakat di sini merasa kurang sejahtera makanya kita ingin pemimpin yang bisa membangun masyarakat dan daerahnya," kata dia.

Sementara itu, pilkada serentak tahun ini menjadi kali ketiga bagi Nindita bolak-balik Jakarta-Bogor untuk menyuarakan pilihannya

Pada pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden 2014, ia juga mesti menempuh jarak puluhan kilometer guna mencoblos di balik bilik suara.

"Sebagai warga negara yang baik, saya ingin menggunakan hak suara saya. Jadi, enggak apa-apa jarak sejauh itu ditempuh," kata dia.

Ia menambahkan, momen Pilkada seperti ini justru menjadi ajang baginya dalam bersilaturahim dengan tetangga-tetangga lamanya saat masih tinggal di Bogor.

"Sekalian silaturahim karena sudah lama enggak ketemu. Alhamdulillah masih pada ingat dengan saya dan menyambut dengan ramah," ujar dia.

Ambar yang datang bersama istrinya juga punya pendapat serupa. Ia tak masalah bila pada Pemilu 2019 mendatang mesti kembali ke Bogor untuk menyuarakan hak pilihnya.

"Enggak apa-apa, biasa saja. Pilpres datang ke sini lagi enggak masalah. Malah senang ketemu tetangga-tetangga lama," kata dia.

Hari ini, 171 daerah dijadwalkan menyelenggarakan pilkada secara serentak guna memilih kepala daerah mereka selama lima tahun ke depan.

Sebanyak 171 daerah itu terdiri dari 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/27/12565911/meninggalkan-jakarta-sejenak-demi-pilkada

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke