Salin Artikel

Kota Tua Bukan Hanya Taman Fatahillah

Saat mendengar nama Kota Tua, masyarakat umunnya hanya mengenal kawasan Taman Fathillah yang berada di Tamansari. Tempat itu memang menjadi salah satu ikon Jakarta karena pernah menjadi pusat pemerintahan saat Jakarta masih bernama Batavia.

“Zaman kolonial dulu jadi pusat pemerintahan. Ada semacam aura dan kharisma orang yang bikin tertarik dengan wisata Taman Fatahillah. Positifnya sudah cukup terkenal, kalau ke Kota (Kota Tua) ya ke Taman Fatahilah. Negatifnya Kota Tua itu hanya Taman Fatahillah,” kata Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Norviadi Setio Husodo kepada Kompas.com.

Kawasan Kota Tua resmi menjadi warisan sejarah setelah diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tahun 1972.

Kawasan tersebut adalah daerah perdagangan yang dulu dikenal dengan nama Sunda Kepala. Pada abad ke-12, Sunda Kelapa masih merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran atau yang kini dikenal sebagai Bogor.

Pada masa itu Sunda Kelapa merupakan tempat pertemuan para pedagang mancanegara dari China, India, Arab, dan kemudian Eropa.

Pada masa awal kolonialisme Eropa di Nusantara, Sunda Kelapa diperebutkan oleh Portugis dan Kerajaan Demak. Kerjaan Demak menugaskan Fatahillah untuk mengusir Portugis sekaligus merebut Sunda Kelapa.

Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa pun diubah menjadi Jayakarta.

Pada masa kolonialisme Belanda, Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau (VOC) merebut Jayakarta dan mengubah namanya menjadi Batavia. Belanda membangun Batavia dan meluaskan wilayahnya di tepi barat dan timur Ciliwung. Belanda juga membangun benteng dan bangunan pemerintahan.

Pradaningrum Mijarto dalam buku Old City Tour: Jakarta menyebutkan Kota Tua sebagai tujuan wisata tertua di Jakarta yang menyimpan catatan masa lalunya.

“Kota Tua sebagai tujuan wisata paling penting di kawasan tertua Jakarta. Ada museum, bangunan tua, tembok kota dan komunitas bersejarah. Semuanya adalah saksi kehidupan kota di abad ke-12,” tulis Pradaningrum.

Warisan sejarah Kota Tua yang tersisa tersebar di sejumah wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara dalam bentuk museum, bangunan tua, tempat ibadah, pelabuhan dan kesenian.

Di kawasan Kota Tua terdapat Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Bahari, Museum Seni dan Keramik, Museum Mandiri dan Museum Bank Indonesia.

Dari semua museum itu, Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah merupakan yang paling populer. Bangunan museum itu berdiri megah di tengah-tengah Taman Fatahillah yang berdiri sejak 1712 sebagai Balai Kota Batavia.

Museum itu berisi bekas ruang-ruang pemerintahan pada masa Belanda dan mebel–mebel tua yang diabadikan dalam lemari, serta penjara bawah tanah.

Museum lain di kawasan itu yang tak kalah menarik adalah Museum Wayang karena sejarah keberadaanya paling tua dibanding bangunan lain di kawasan Taman Fatahillah.

Pemandu Museum Wayang Audi Ayudia mengatakan, tempat itu awalnya sebuah gereja dan baru diresmikan sebagai museum pada 1975 oleh Gubernur Ali Sadikin.

“Jadi ini awalnya dibangun gereja, ini duluan 1600-an, Museum Sejarah baru dibangun 1700-an dan Museum Seni dan Keramik yang dulunya gedung pengadilan tahun 1870. Ini lebih tua dibanding tiga (gedung) yang ada di sini,” kata Audi.

Sejumlah museum lainnya di Kota Tua berada di luar Taman Fatahillah, seperti Museum Seni dan Keramik, Museum Bank Indonesia, dan Museum Mandiri. 

Tak hanya museum

“Kota Tua akan diubah image-nya. Orang-orang tahunya ke Kota Tua hanya Taman Fathahillah, padahal tidak. Kita juga punya (kawasan) pecinan, kayak Malaysia atau Singapura,” kata Norviadi.

Kawasan pecinan di Kota Tua berpusat di kawasan Glodok. Tempat itu menyimpan sejarah pertokoan etnis tionghoa. Di sana ada pula sejumlah tempat ibadah, antara lain Vihara Dharma Bhakti yang merupakan vihara tertua di Jakarta dan Vihara Dharma Jaya.

Selain itu ada masjid-masjid tua seperti Masjid Luar Batang, Masjid An–Nawier dan Masjid Langgar Tinggi.

Selain tempat ibadah dan pertokoan, ada juga gedung-gedung tua bersejarah seperti Toko Merah, Cafe Batavia, Menara Syahbandar, Pos Indonesia, Stasiun Jakarta Kota, dan Jembatan Kota Intan.

Pelabuhan Sunda Kelapa yang terletak di Penjaringan, Jakarta Utara tak kalah menarik. Pada masanya, pelabuhan itu merupakan tempat berlabuh kapal-kapal asing untuk melakukan perdagangan.

Mereka datang dari China, Jepang, India, dan Timur Tengah dengan membawa sejumlah barang dagangan seperti porselen, kain, kopi, dan rempah-rempah. Tempat tersebut juga menjadi pasar ikan terbesar pada abad ke-20.

“Sejarah mencatat bahwa pelabuhan itu didirikan pada masa Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-12, meskipun dianggap telah ada sejak abad ke-5. Sunda Kelapa tidak pernah berhenti. Ini terus menjadi pelabuhan yang sibuk sampai waktu kolonial,“ tulis Pradaningrum Mijarto dalam buku Old City Tour: Jakarta.

Saat ini, aktivitas perdagangan mulai berbeda yaitu dijadikan tempat bongkar muat barang dari sejumlah kawasan Indonesia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/01/09193031/kota-tua-bukan-hanya-taman-fatahillah

Terkini Lainnya

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke