Salin Artikel

Mereka yang Tinggalkan Keluarga di Kampung demi Cantiknya Trotoar Sudirman-Thamrin

Salah satunya adalah Agus (30), pekerja asal Sumedang. Ia adalah satu dari 400 pekerja revitalisasi trotoar di zona 4, dimulai dari Gedung Indosemen hingga Gedung Indofood.

Ia mengaku bekerja membenahi trotoar di depan Gedung Indofood, Setiabudi, Jakarta Selatan sejak bulan Januari lalu.

"Bekerja mulai Januari sampai akhir bulan ini Insya Allah," ujar Agus saat ditemui Kompas.com saat istirahat makan siang, Kamis (19/7/2018).

Agus mengaku bekerja dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Namun, ia terkadang harus bekerja hingga dini hari demi mencapai target penyelesaian.

"Kadang saya kerja shift pagi, kadang shift  malam. Tergantung perintah. Pernah saya kerja shift malam sampai jam 02.00 WIB," kata Agus.

Demi membuat jalur pedestrian yang nyaman bagi warga ibu kota, Agus rela meninggalkan istri dan anaknya yang baru berumur 3 tahun di kampung halamannya.

Saat ini, ia tinggal di rumah kontrakan daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Anak saya baru umur 3 tahun. Terpaksa lah ditinggal demi cari duit. Toh duitnya buat anak saya juga. Kalau pulang ke kontrakan, saya terkadang jalan kaki saja atau pakai Gojek kalau duitnya cukup," kata Agus.

Ia mengaku menabung hasil jerih payahnya selama bekerja di Jakarta demi memenuhi kebutuhan keluarga di kampung halaman.

"Saya kan kerja serabutan jadi harus pintar nabung. Penghasilan kan juga enggak tentu. Karena ada proyek trotoar, saya diajakin teman buat kerja, ya saya mau. Dulu sih sebelum kerja ini, saya kerja bareng teman bikin rumah gitu," tutur Agus.

Walaupun harus bekerja di bawah terik sinar matahari, Agus mengaku ikhlas dan senang karena bisa mempercantik jalanan ibu kota.

"Walaupun panas, tangan saya juga kadang melepuh karena harus membuka trotoar yang lama, saya mah ikhlas aja, Mbak. Saya kerja juga buat keluarga. Lihat hasilnya bagus, orang-orang di sini bisa jalan kaki dengan nyaman, ya saya juga senang," tutur Agus.

Senang bisa mempercantik Ibu Kota

Pekerja lainnya, Sueb (38) juga mengaku senang bisa mempercantik jalur pedestrian di ibu kota.

"Senang bisa membuat orang senang. Kalau trotoarnya cantik kan yang jalan kaki juga senang," ujar Sueb kepada Kompas.com.

Sueb bekerja di zona 3 tepatnya depan Gedung Mayapada. Ia mengaku mengetahui informasi tentang proyek revitalisasi trotoar dari rekan kerja yang berasal dari satu kampung halaman yaitu Tegal.

"Diajakin teman. Kebetulan sama-sama dari Tegal. Katanya ada proyek buat Asian Games," kata Sueb.

Ia mengaku ikhlas bekerja dari pagi hingga malam hari di bawah terik sinar matahari karena dukungan dari keluarganya.

"Saya tinggal di Pasar Rebo. Anak saya dua, yang pertama baru masuk Sekolah Dasar (SD) dan yang kedua masih umur 4 tahun. Setiap pulang ke rumah, rasa capek hilang pas ngeliat anak saya nyambut saya," ujar Sueb.

Nantinya, Sueb berharap warga Jakarta ikut serta merawat trotoar sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.

"Kalau sudah jadi nih trotoar, warganya ya harus ikut merawat. Jangan buang sampah sembarangan, jangan coret-coret juga," ujar Sueb.

Seperti diketahui, proses revitalisasi trotoar Sudirman-Thamrin ditargetkan selesai pada akhir Juli 2018 sebelum Asian Games dimulai.

Proyek revitalisasi tersebut memiliki 4 zona. Zona 1 meliputi Grand Sahid hingga Le Meridien, zona 2 dari Gedung Astra hingga gedung BNI, zona 3 dari Gedung Keppel hingga Gedung Mayapada, dan zona 4 Gedung Indosemen hingga Gedung Indofood.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/20/07431831/mereka-yang-tinggalkan-keluarga-di-kampung-demi-cantiknya-trotoar

Terkini Lainnya

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke