Pemprov DKI Jakarta harus menggunakan sejumlah mesin peningkat baku mutu air sebanding dengan debit air di kali tersebut.
Saat ini, baru empat mesin peningkat kualitas air yang diuji coba di Kali Item, yakni nano bubble, blower, aerator, dan surface aerator.
"Kalau dengan mesin yang ada (sekarang) memerlukan waktu yang lama, kecuali Pemprov DKI ingin memperbanyak jumlah alatnya," ujar Diki di kawasan pintu air Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).
Salah satu mesin seperti nano bubble memiliki kapasitas penyaring air 20 kubik air per detik. Sementara debit air di Kali Item jauh lebih besar dibanding kapasitas mesin.
Kendala lain yang menambah sulit mengubah warna Kali Item karena kali ini tidak memiliki arus dan hanya bergantung pada pasang surut air laut.
Hal itu menyebabkan tidak ada pergantian air di aliran tersebut.
"Kenapa lama karena jumlah air dengan mesin tidak seimbang. Kalau berapa lamanya (mengubah air jadi jernih), sulit dibilang karena air di sini unik. Jadi di sini ada pasang surut, jadi seperti diombang-ambing di sini saja," kata dia.
Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan PT HAS Environmental untuk menguji coba 4 mesin guna meningkatkan kualitas serta mengubah warna air Kali Item.
Uji coba telah dilakukan selama sepekan. Hasilnya, kandungan oksigen Kali Item yang sebelumnya 0,9 ppm sekarang hampir mendekati 2 ppm.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/27/06421661/butuh-waktu-lama-mengubah-warna-kali-item