Salin Artikel

Keluarga Masih Shock atas Tewasnya Sopir Taksi Online yang Ditemukan di Sumedang

"Istrinya dia masih syok, masih belum bisa terima kenapa secepat itu ninggalinnya," kata Maryati Rajab, mertua Soeharto kepada Kompas.com, Kamis (03/08/2018).

Sama dengan Irma, Maryati, pun masih belum percaya akan tewasnya Soeharto.

Sebab, dia sangat dekat dengan Soeharto dan sudah menganggap Soeharto sebagai anaknya sendiri.

"Perasaan saya masih ada, sekarang tuh lagi nyuci mobil atau apa. Pulang malam biasanya jam 10 atau jam 9," ujar Maryati saar ditemui di kediamannya.

Maryati menyampaikan, ia masih mengenang betul ketika terakhir jalan-jalan dengan Soeharto dan keluarganya.

Terakhir, mereka jalan-jalan bersama ke Monas. "Terus ke Pasar Senen nyari tas, dia megang anaknya lama banget, sabar banget dia itu, habis itu kita ke Kota Tua," kenang Maryati.

Ia pun berharap, pelaku yang menewaskan menantu kesayangannya itu cepat ditangkap pihak kepolisian.

Seorang sopir taksi online bernama Soeharto (31) ditemukan tewas di sebuah lahan Perhutani di Sumedang, Jawa Barat pada Selasa (31/7/2018).

Diduga, Soeharto dirampok dan dibunuh oleh pelaku yang merupakan penumpangnya.

Sebelum ditemukan tewas di Semak-semak di daerah Sumedang, Soeharto sempat menyampaikan pesan WhatsApp kepada Kamil temannya tentang lokasi keberadaan Soeharto.

Lokasi yang diberikan Soeharto kepada Kamil berada disekitar wilayah Subang, Jawa Barat.

Namun, pesan balasan dari Kamil tidak dibalas oleh Soeharto. Kamil pun mencoba untuk menelepon Soeharto tetapi tidak diangkat.

Pada pukul 20.30 WIB, Soeharto sempat mengangkat telepon dari Kamil tetapi suara Soeharto terdengar seperti panik.

Kamil bergegas meminta komunitas mobil untuk mencari keberadaan Soeharto di daerah Subang, Jawa Barat.

Lalu, komunitas mobil mendapatkan informasi dari warga tentang penemuan mayat di semak-semak di Sumedang. Setelah ditelusuri, ternyata mayat tersebut ialah Soeharto.

Pada Rabu (1/8/2018) pagi, jenazah Soeharto dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mangun Jaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/03/17100541/keluarga-masih-shock-atas-tewasnya-sopir-taksi-online-yang-ditemukan-di

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke