Salin Artikel

Joko Avianto, Seniman Instalasi Bambu "Getih Getah" Menjawab Kritikan...

Joko yang lahir pada 1976 di Cimahi, Jawa Barat, sudah menggeluti dunia seni bambu sejak 2003.

Karya-karya alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini pernah menghiasi kota-kota dunia dan pertunjukan seni internasional.

Kini, namanya lebih dikenal di Indonesia berkat bambu "Getih Getah" yang dipajang di Bundaran HI.

"Pertama yang internasional ya di 2012 di Art Jog, Yogyakarta," kata Joko ketika dihubungi, Minggu (19/8/2018).

Saat itu, jalinan bambu Joko berjejer di halaman Taman Budaya Yogyakarta. Kemudian di Penang, Malaysia pada 2013, sebanyak 3.000 batang bambu menutupi Balai Kota di George Town.

Karyanya kemudian dipamerkan di Art Stage Singapore 2014.

Tahun berikutnya, karya bambu "Big Trees" miliknya memukai Frankfurt Kunstverein di Jerman.

Pada 2017, bambu yang dirakit Joko Avianto mejeng di Yokohama Triennale. Karyanya disandingkan dengan seniman kenamaan lain.

Berbeda dengan karya lainnya, "Getih Getah" Bundaran HI dikerjakan hanya dalam waktu seminggu.

Karya berdimensi 12 x 4 x 5,5 meter itu menghabiskan sekitar 1.500 bambu dengan dibantu orang.

Ada 73 bambu penyangga yang menyimbolkan HUT Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.

Menurut Joko, karya ini terinspirasi bentuk windsock atau penunjuk arah mata angin. Ujungnya dibuat seperti ikatan tambang untuk melambangkan persatuan.

Adapun nama "Getih Getah" yang artinya merah putih dan terinspirasi dari pasukan Majapahit.

"Pasukan datang dari kapal yang ada di utara menuju ke selatan. Saya ngebayangin atlet kita siap bertempur kayak Majapahit itu yang tidak gentar," ujar dia.

"Itu saya pernah pakai bambu Jepang, bambu Jepang itu gagal treatment dari saya, enggak kepake itu bambu dari Jepang dari China," kata Joko. 

Joko menuturkan karakter bambu yang berbuku-buku dan beruas-ruas bisa diolah menjadi bentuk-bentuk yang menarik.

"Signature saya itu dibelah-belah sehingga dia bisa lenturlah kekuatannya," katanya. 

Menjawab kritikan 

Joko tak memusingkan interpretasi masyarakat soal karya seninya.

Ia menilai, nama dan karyanya yang kini dilibatkan dalam diskusi politik soal Gubernur Anies Baswedan, justru menjadi keuntungannya.

"Itu keuntungan sih buat saya sebagai seniman ya, maksudnya diangkat terus diceritakan," ujar dia.

Ada juga yang memuji karya seninya, tetapi menilai lebih baik tidak diletakkan di tengah Bundaran HI yang sudah dihiasi air mancur serta Patung Selamat Datang.

Selain itu, kritikan juga terkait nilainya yang mencapai Rp 550 juta untuk sebuah instalasi yang hanya dapat bertahan enam bulan.

"Kalau di negara lain yang punya empat musim dibongkar 3 bulan terus diganti winter karya yang lain. Ruang-ruang itu tuh ruang kreatif yang dibuka, difasilitasi pemprov dan mungkin saya jadi case pertama karena kebetulan memang menghadapi Asian Games dan 17 Agustus," ujar Joko.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/20/09354551/joko-avianto-seniman-instalasi-bambu-getih-getah-menjawab-kritikan

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke