Dia mengevakuasi petani kopi yang berada di Sembalun, Lombok Timur, yang menjadi lokasi dampak gempa terparah.
Nurul sendiri merupakan pengusaha UMKM yang menjual kopi Lombok. Petani kopi yang dia evakuasi adalah teman-temannya.
"Saya memang beli kopi di Sembalun dengan petani-petani itu. Waktu ada gempa, dari pemerintah belum ada yang bisa membawa mereka. Saya akhirnya minta mereka turun ke sini," ujar Nurul ketika ditemui di kediamannya di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (20/8/2018).
Ketika itu pemerintah sudah mengeluarkan instruksi agar tidak ada yang melewati jalan raya. Nurul pun tidak bisa mendatangi petani kopi itu. Akhirnya dia meminta para petani turun melalui hutan.
Ada 12 orang yang ikut dalam rombongan itu, termasuk 2 orang anak. Nurul menunggu mereka di keluar hutan dan langsung membawanya ke kediamannya.
Rumah Nurul tidak luas. Dia hanya memiliki lahan kosong yang biasanya dia gunakan sebagai gudang kopi.
"Di sini mereka kami tampung, saya minta mereka menenangkan diri. Saya kasih makan seadanya yang penting perut terisi," katanya.
Namun, mereka tidak lama mengungsi di tempat Nurul. Satu hari kemudian pemerintah sudah menyiapkan tempat pengungsian bagi warga di Lombok Timur.
Nurul diminta memindahkan mereka kembali ke tempat pengungsian itu.
"Jadi hanya satu hari. Sore 29 Juli mereka sampai di sini. Selasa pagi sudah kembali ke sana," ujar Nurul.
Ikut jadi korban
Pada 5 Agustus, Nurul ikut menjadi korban gempa.
Salah satu sisi rumahnya rusak karena diguncang gempa susulan. Padahal beberapa hari sebelumnya, Nurul baru saja mengantarkan bantuan untuk korban gempa.
"Hampir 60 persen rusak parah. Ini sempat kehujanan sampai enggak tidur satu malam karena tempat kami bernaung rusak," ujar Nurul.
Keesokan hari, Nurul dan para tetangga gotong royong untuk memberikan atap seng di atas rumahnya. Tempat itu dijadikan posko bersama untuk berlindung dari hujan.
Tenda pun dibangun di lahan kosong samping rumah Nurul. Saat malam tiba, dia dan tetangga sekitar tidur di dalam tenda itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/21/16010731/kisah-pengusaha-kopi-evakuasi-korban-gempa-lombok-sebelum-pemerintah