Pada saat gempa itu Anthonius sedang mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231 untuk terbang dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan.
Saat gempa mengguncang, teman-teman Anthonius yang berada di tower Bandara Mutiara Sis Al-Jufri langsung turun dan berhamburan keluar. Namun Anthonius tetap di tempatnya untuk memastikan Batik Air lepas landas dengan selamat.
"Anthonius telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi. Anthonius sebagai petugas ATC yang bertanggung jawab penuh dengan menyelamatkan pesawat beserta penumpangnya,” kata Direktur Airnav Indonesia Novie Riyanto di rumah duka di Jalan Onta Baru, Kota Makassar, Sabtu malam.
Anthonius terus berkomunikasi dengan pilot Batik Air di tengah guncangan gempa. Sampai akhirnya pesawat berhasil terbang lepas landas.
Setelah itu, baru Anthonius bergegas turun. Namun sudah terlambat. Saat dia turun, lantai 4 tower ambruk. Anthonius melompat untuk menghindari reruntuhan tower. Ia mengalami patah tulang.
Dia sempat di bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan atas patah tulang yang dialaminya. Dari hasil rontgen, Agung dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar karena terindikasi mengalami luka dalam.
AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun, karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan Sabtu pagi.
Namun sebelum helikopter tiba, Agung menghembuskan napas terakhir. Jenazahnya diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga.
Penghormatan untuk pahlawan
Apa yang dilakukan Anthonius telah menyelamatkan nyawa penumpang yang ada di pesawat Batik Air itu. Dia menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab di tengah gempa.
AirNav yang menghargai dedikasi Anthonius dan memberikan apresiasi berupa kenaikan pangkat. Anthonius disebut memiliki dedikasi yang luar biasa dalam mewujudkan keselamatan penerbangan.
"Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan," kata Novie.
Cerita pilot
Pesawat Batik Air ID 6321 yang dipandu Anthonius sebelum menghembuskan nafas terakhir dipiloti Capt. Ricosetta Mafella. Mafella atau Fella bercerita, sesaat sebelum keberangkatan, dia meminta quick handling.
Saat mendapat izin takeoff, pesawat mulai rolling di runway. Fella merasakan pesawat bergerak ke kanan dan kiri lepas landas, getarannya terasa mendatar, bukan vertikal.
Namun dia belum menyadari bahwa apa yang dialaminya saat itu adalah gempa.
"Tetapi karena di kokpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," kata dia.
Setelah pesawat mengudara, awak Batik Air ID6231 menghubungi tower. Namun saat itu sudah tidak ada jawaban dari menara ATC Bandara Mutiara Palu.
Ternyata saat itu tower ATC bandara Palu sudah roboh akibat gempa. Suara Anthonius menjadi penyelamat bagi Fella dan segenap penumpang.
"Batik 6231 runway 33 clear for take off,"
Kalimat itu menjadi kalimat pendek penyelamat. Untuk mengenang dan menghargai dedikasi Anthonius, Fella membagi kesannya lewat akun instagram, @icoze_ricochet.
"Thank you for keeping me and guarding me till I'm safely airbone," tulis Fella.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/01/06362551/kisah-heroik-anthonius-gunawan-agung-di-balik-duka-yang-melanda-palu