Salin Artikel

Keluarga Korban Sambangi Halim Perdanakusumah Minta Diberangkatkan ke Palu

Para keluarga korban meminta diberangkatkan ke Palu dengan pesawat Hercules milik TNI AU.

Junaedi (42) mengaku sudah mendatangi Lanud Halim Perdanakusumah sejak pukul 01.00 untuk mengurus keberangkatan ke Palu.

Ia ingin mencari ibu dan saudara lainnya yang masih belum memberikan kabar. 

"Saya dari jam 1 pagi di sini. Tadi sudah didata, tetapi sampai sekarang belum bisa (berangkat). Saya semalam sudah mohon-mohon karena keluarga saya di sana belum ada kabar, makanya saya mau ngecek," ujar Junaedi, Senin.

Ia mengaku datang ke Lanud Halim setelah mendapatkan informasi dari teman-temannya yang sudah berangkat lebih dulu ke Palu.  

"Kami posisi begini hanya minta tolong agar bisa berangkat, karena kami tahu dari teman-teman yang di Makassar ada pesawat Hercules khusus keluarga untuk ke Palu, yang penting ada KTP, makanya kami coba. Karena di sini (Jakarta) pun sudah ada teman-teman yang ke sana," kata dia. 

Selain Junaedi, Warda (43) keluarga korban lain juga menunggu di Lanud Halim Perdanakusumah. 

Ia sebelumnya sudah membeli tiket pesawat komersil untuk menjenguk keluarganya. Namun, keberangkatan dibatalkan lantaran penerbangan ditiadakan.

"Saya bukan mau cari (penerbangan) gratis, tetapi karena pesawat komersil enggak bisa (berangkat). Padahal kami sudah beli tiket berangkat tanggal 29 September, tetapi enggak bisa berangkat, saya refund tiket," ujar Warda.

Warda mengatakan, para keluarga korban harus meminta surat izin di Mabes TNI Cilangkap untuk dapat berangkat ke Palu. 

Ia masih belum mendapat kepastian untuk bisa berangkat.

"Keluarga saya di sana misah-misah, yang ada kabar cuma adik saya," kata dia. 

Keluarga korban lainnya, Syahril (39) mengaku sudah didata pihak Lanud Halim Perdanakusumah dan menyangka akan diberangkatkan. 

Namun, ia belum mendapat kepastian berangkat hingga kini. 

"Tadi jam 6 disuruh baris untuk didata, tetapi ternyata sampai sekarang enggak jelas dilempar ke Mabes AU untuk ambil lembaran surat jalan. Sampai di Mabes Cilangkap, enggak bisa," kata Syahril. 

Padahal, ia berharap bisa segera berangkat ke Palu untuk mencari ibu dan anaknya.

Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018), memakan korban jiwa, sekaligus mengakibatkan sejumlah kerusakan.

Menurut data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (30/10/2018), jumlah korban meninggal mencapai 832 orang, 821 orang dari Kota Palu, dan 11 orang dari Donggala.

Selain itu, 540 orang dilaporkan luka berat, dan 16.732 warga mengungsi di 24 titik di Palu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/01/18550611/keluarga-korban-sambangi-halim-perdanakusumah-minta-diberangkatkan-ke

Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke