ACT bakal mengirimkan 1.000 relawan terlatih untuk membantu warga Palu dan Donggala mengevakuasi sanak saudara mereka.
"Seluruh korban harus bisa dievakuasi, ini pekerjaan kemanusiaan. Betapa pun mereka sudah jadi jenazah," kata Ahyudin, di kantor ACT di Menara 165, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Ahyudin mengkhawatirkan masih banyaknya korban selamat yang terjebak reruntuhan bangunan.
Selain itu, mereka yang tewas juga perlu dimakamkan sebelum jenazahnya rusak.
Belum lagi ribuan jiwa yang terpisah dari keluarganya.
"Tim yang kami berangkatkan adalah tim rescue untuk membantu keluarga korban menemukan saudara mereka yang hilang," ujar dia.
1.000 relawan yang akan dikerahkan ke Sulawesi Tengah berasal dari berbagai pelosok Indonesia. Mereka sudah terlatih di medan bencana.
"Harus ada penguasaan teritorial bencana ini, kami memobilisasi volunter," ujar Ahyudin.
Kendalanya, lanjut dia, tidak ada sarana transportasi untuk mengantar mereka dengan cepat ke Palu. Pasalnya, bandara di Kota Palu masih lumpuh.
"Insya Allah kami charter pesawat nonstop," kata dia.
ACT juga bakal membuka pusat informasi bagi masyarakat yang ingin mencari keluarga dan kerabatnya di lokasi bencana.
Pusat informasi ini bakal didirikan di lokasi menuju Palu, seperti di Bandara Makassar, Bandara Surabaya, Bandara Gorontalo, dan lokasi strategis lainnya termasuk Jakarta.
Sebelumnya, gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9/2018), meluluhlantakkan Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/01/19432941/evakuasi-korban-gempa-dan-tsunami-act-kirim-1000-relawan