Salin Artikel

Kisah Yanuar, Petugas Damkar Palu, Peringatannya Sempat Tak Dipercaya

Tak terkecuali untuk Yanuar, petugas pemadam kebakaran yang selamat dari bencana tersebut.

Yanuar merupakan salah seorang petugas pemadam kebakaran Palu yang bertugas di Festival Pesona Palu Nomoni, Pantai Anjungan Nusantara, Kota Palu.

Ia merasakan dan menyaksikan betul bagaimana gempa dan tsunami mengguncang Kota Palu. 

Ditemui sejumlah awak media saat mengevakuasi korban di reruntuhan Perumnas Balaroa, Yanuar mengatakan, petugas damkar saat itu tengah membentuk panitia keamanan di lapangan dekat pinggir pantai pada Jumat (28/9/2018), pukul 16.00 Wita.

"Guncangan pertama itu sekitar pukul 16.00, air masih belum naik, masih biasa-biasa saja," ucap Yanuar, di Perumahan Nasional Jalan Balaroa, Kamis (4/10/2018).

Disangka hoaks

Menjelang adzan maghrib berkumandang, air langsung naik ke pinggir pantai dengan sangat cepat.

"Pas saya lihat air naik, saya langsung bilang ke masyarakat dan petugas penjaga lainnya untuk lari karena air sudah tinggi, tetapi mereka masih ada yang bertahan, bertahan di tempat festival," ujarnya. 

Namun, peringatan Yanuar saat itu dihiraukan tim penjagaan. 

Bahkan, peringatannya sempat disangka hoaks. 

"Saya sudah bilang ke mereka, 'ayo lari air sudah mulai naik, sudah mau tsunami'. Tapi malah mereka malah bilang ke saya, 'Mas jangan menyebar hoaks'," ucap Yanuar.

Meski demikian, Yanuar tetap meminta warga lari menjauh dari pantai. Beberapa saat kemudian, peringatan tsunami datang dari pangkalan TNI AL. 

Saat guncangan kedua, tsunami mulai naik ke bagian festival di Anjungan Nusantara. Yanuar terus berlari menyelamatkan diri. 

Kemudian, ia melihat ada anak tetangga yang berlari seorang diri.

"Saya gandeng saja, tak bawa lari bareng," ujar dia. 

Saat itu, Yanuar melihat mobil saling bertabrakan. Ia juga kebingungan mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri.

Keajaiban doa

Di tengah kebingungannya, ia berdoa agar selamat dari bencana ini.

Setelah ia berdoa, tiba-tiba saja seorang karyawan Palu Grand Mall (PGM) lewat di depannya dengan motor.

"Semua kebingungan cari jalan keluar karena mobil sudah pada saling tabrak. Saya langsung memberhentikan motornya dan mengajaknya cari jalan keluar bersama," kata Yanuar. 

Setelah Yanuar menemukan jalan keluar, ia langsung membawa karyawan PGM dan anak tetangganya ke kantor Dinas Pemadam Kebakaran Palu.

Setelah itu, Yanuar langsung menerima informasi untuk mengevakuasi korban gempa tsunami di Perumahan Nasional BTN, Jalan Balaroa, Palu, Selawesi Selatan.

"Setelah saya drop anak tetangga saya dan teman saya itu, saya langsung meluncur untuk evakuasi korban di Perumnas ini karena saya dengar perumahan ini sudah kena gempa tsunami dan tertiban lumpur lagi," ujarnya. 

Hingga Kamis ini, Yanuar masih berupaya mengevakuasi para korban gempa tsunami Palu Donggala di Perumnas Balaroa.

"Saya bersyukur masih selamat ya Allah bersyukur banget, maka dari itu saya berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan para korban yang memang belum terevakuasi,” tutur Yanuar menutup pembicaraan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/04/21364281/kisah-yanuar-petugas-damkar-palu-peringatannya-sempat-tak-dipercaya

Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke