"Dalam perjalanan ada 1 siswa sakit, tapi sakit juga enggak sakit-sakit banget, jadi ditemenin 7 orang temannya. Pas mau sampai, dia ditandu karena kedinginan. 40 itu tidak benar. Yang lain itu hanya membantu anak yang sakit saja," ujar Lilik saat ditemui Kompas.com, Senin (15/10/2018).
Ia menanggapi pemberitaan yang menyebutkan 40 siswanya dievakuasi dari Gunung Salak karena masalah kesehatan.
Menurut dia, ada 40 peserta dari SMK 1 yang naik Gunung Salak. Ke-40 orang itu terdiri dari 25 siswa baru, 3 guru, 1 pelatih ekskul, dan 11 siswa senior.
Sementara itu, salah satu pendamping siswa, Cecep Supriadi, menyampaikan bahwa rombongan tersebut naik ke Gunung Salak atau ke puncak Bayangan pada Sabtu (13/10/2018) pukul 06.00 WIB untuk kegiatan pelantikan siswa pecinta alam (sapala).
Namun, saat akan turun, seorang siswa bernama Hanifa kelelahan.
"Naik ketas juga enggak lama-lama, hanya upacara, habis itu turun. Yang parah hanya Hanifa, dia kelelahan enggak sanggup jalan, dia pingsan terus ditandu sama tim kita, tim rescue gunung baru sampai hari Minggu pagi jam 07.00," tutur Cecep.
Ia memastikan, peserta selain Hanifa turun dengan selamat. Kendati demikian, kata dia, ada lima siswa lain yang kelelahan tetapi tidak sampai pingsan.
Selanjutnya Hanifa dibawa dengan mobil ambulans ke RS Medicare Sukabumi. Rombongan balik ke Jakarta pada Minggu (14/10/2018) dan tiba pada pukul 21.55 WIB.
Saat ini, pihak sekolah memastikan bahwa semua siswanya sudah sehat dan bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/15/16183811/pihak-smk-1-jakpus-hanya-1-siswa-yang-sakit-di-gunung-salak