Salin Artikel

Kondisi Sudah Kritis, TPST Bantargebang Umurnya Tinggal 3 Tahun Lagi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan kondisi terkini TPST Bantargebang dalam rapat pimpinan pada 19 Oktober 2018. Tayangan rapim itu kemudian diunggah ke akun Youtube milik Pemprov DKI Jakarta pada Rabu (24/10/2018) lalu.

Isnawa mengatakan, volume sampah yang bermuara di TPST Bantargebang sudah mencapai 39 juta ton. Ketinggian sampahnya sudah mencapai 40 meter.

"Namun kapasitas maksimum di TPST Bantargebang ini adalah 49 juta ton, hanya tersisa kapasitas 10 juta ton di sana," ujar Isnawa dalam rapat tersebut.

Dengan besar volume sampah sebesar 7.000 ton yang masuk setiap hari, umur TPST Bantargebang sudah bisa diprediksi. Masa hidup tempat pembuangan sampah itu hanya tinggal 3 tahun lagi.

"Seharusnya pada 2021, TPST Bantargebang tidak digunakan lagi," kata Isnawa.

Memperpanjang umur

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk memperpanjang umur TPST Bantargebang. Pertama adalah menambah lahan, kedua adalah mengurangi volume sampah yang dibuang ke sana setiap hari.

Upaya sederhana dikerjakan untuk mengurangi volume sampah ke TPST Bantargebang. Salah satunya dengan mengampanyekan pengurangan kantung belanja sekali pakai atau kantung plastik.

"Karena kantung-kantung itu ternyata jumlahnya 40 persen dari sampah di Jakarta," ujar Isnawa.

Upaya lain yang akan dilakukan adalah membuat tempat pembuangan sampah berkapasitas 100 ton di tiap kecamatan di Jakarta. Kemudian, Pemprov DKI Jakarta juga harus segera menyiapkan fasilitas pengolahan sampah atau intermediate treatment facility (ITF).

Isnawa sebelumnya telah mengatakan bahwa groundbreaking ITF akan dilakukan pada Desember 2018 di Sunter, Jakarta Utara. Sampah yang diolah setiap harinya dengan ITF itu sebanyak 2.200 ton.

Dengan adanya ITF, diharapkan volume sampah yang masuk ke TPST Bantargebang setiap hari tidak sampai 7.000 ton.

"Harapannya bila upaya itu bisa dilakukan, termasuk pengelolaan sampah pada sumbernya masih memungkinkan, bisa menambah lifetime TPST Bantargebang," ujar Isnawa.

Masa depan pengelolaan sampah

Karena itu, pembangunan ITF menjadi penting bagi penanganan sampah di Jakarta. Meskipun Pemprov DKI Jakarta juga masih mencari solusi alternatif lainnya untuk mengurangi ketergantungan akan TPST Bantargebang.

Dari catatan Kompas.com, rencana pembangunan ITF Sunter dimulai sejak 2012. Namun, rencana itu tak berlanjut ke pembangunan karena proses lelang yang gagal dilaksanakan.

Sampai akhirnya pada awal 2016, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah yang wajib diterapkan di tujuh kota di Indonesia, salah satunya Jakarta.

Pada Desember 2016, rencana pembangunan ITF Sunter akhirnya dilanjutkan. PT Jakarta Propertindo sebagai BUMD DKI Jakarta dan perusahaan asal Finlandia, Fortum Power and Heat Oy, menandatangani nota kesepahaman pembangunan ITF tersebut.  

Dua tahun berlalu, pembangunan ITF Sunter akhirnya akan direalisasikan. Fasilitas pengolahan sampah itu direncanakan mulai dibangun pada Desember 2018.

Isnawa Adji mengatakan, ITF Sunter paling cepat dibangun selama dua tahun.

"Saya senang nih dengan Desember nantigroundbreaking, sudah memberikan kepastian bahwa ITF akan segera dimulai di Jakarta," ujar Isnawa.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/29/08023681/kondisi-sudah-kritis-tpst-bantargebang-umurnya-tinggal-3-tahun-lagi

Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke