Kedatangan peti jenazah Ibnu telah ditunggu oleh keluarga, kerabat, dan tetangga yang sudah berdatangan sebelumnya.
Saat memasuki kediamannya, terlihat Helda, istri Ibnu sedang menggendong Harisa, anak pertamanya. Sementara anak keduanya digendong oleh anggota keluarga yang lain.
Pelayat silih berganti berdatangan. Beberapa pelayat yang datang pun terlihat meneteskan air mata ketika keluar dari rumah Ibnu.
Helda masih nampak tegar sembari menggendong anaknya di ruang tengah. Walau matanya terlihat seperti habis menangis lama, ia tetap berusaha tenang di depan anak-anaknya.
Sementara Slamet Hantoro, Ayah dari Ibnu, terus memandangi peti jenazah mendiang anaknya.
Slamet mengatakan, Harisa yang merupakan anak pertama Ibnu, sempat bertanya-tanya mengenai tulisan dalam karangan bunga.
"Anak pertamanya nanya, kok nama papi disebut-sebut terus. Dia baru bisa belajar membaca, makanya pas lihat karangan bunga depan rumah dia bertanya-tanya terus," kata Slamet.
Slamet menuturkan, jenazah Ibnu berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) berkat sampel DNA yang diambil darinya.
Nantinya, jenazah Ibnu akan dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur selepas salat Dzuhur.
Menurut Slamet, saat ini Helda, menantunya, sudah mengikhlaskan kepergian Ibnu.
“Ya sudah ikhlas, keluarga semua ikhlas dan selalu memanjatkan doa agar Ibnu diberikan tempat terbaik di akhirat,” ucap Slamet.
Slamet pun bersyukur akhirnya jenazah Ibnu berhasil diidentifikasi dan dibawa pulang ke rumah.
"Alhamdullilah sudah terindentifikasi, kami semua berdoa semoga keluarga ditabahkan,” ucap Slamet.
Adapun tujuan Ibnu bepergian ke Kota Pangkalpinang untuk melanjutkan masa pengabdian wajib kerjanya sebagai dokter spesialis di RSUD Kota Bangka Belitung selama satu tahun, di mana akan selesai pada Februari 2019.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/07/11240751/suasana-haru-di-kediaman-dokter-ibnu-korban-jt-610