Salin Artikel

Kronologi Satu Keluarga di Bekasi yang Tewas di Rumahnya

Mereka adalah Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7).

Adapun keluarga tersebut merupakan pengelola kontrakan yang persis berada di belakang rumah mereka. Pemilik kontrakan itu, yakni kakak korban Douglas Nainggolan, sedang diperiksa pihak kepolisian.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan, pihaknya saat melakukan penyelidikan di lokasi kejadian menemukan Diperum dan Maya mengalami luka benda tumpul. Sementara anak-anaknya, Sarah serta Arya, tidak mengalami luka, tetapi kehabisan oksigen.

"Ada luka benda tumpul, dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda yang suami dan istri pada leher, sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka," kata Indarto di lokasi.

Dari informasi yang dihimpun, saksi Feby Lofa Rukiani yang tinggal di kontrakan korban mengaku melihat gerbang kontrakan sudah terbuka dan televisi di ruang kontrakan korban menyala pukul 03.30 WIB.

Namun, saat Feby memanggil salah seorang korban dari luar rumah, tidak ada jawaban dari dalam.

Feby pun menelepon korban, tapi tidak diangkat. Kemudian Feby ke kembali ke kontrakannya.

Menurut Feby, pukul 06.30 WIB biasanya korban sudah mau berangkat, namun dia belum melihat mereka bersiap-siap untuk kerja.

Feby pun curiga serta penasaran dan akhirnya mencoba membuka jendela rumah korban. Ketika melihat ke dalam ruangan, Feby mendapati korban sudah tergeletak dan berdarah.

Yapi, tetangga korban yang lain, mengatakan, pukul 05.45 WIB dia hendak membeli barang di warung yang berada di depan rumah korban. Warung itu juga milik Douglas, kakak korban yang juga pemilik kontrakan.

"Saya tunggu toko dibuka. Jam 6 lebih, ada orang kontrakan dalam teriak. Saya lihat sudah terbuka, jendelanya kebuka. Saya lihat sudah begitu (meninggal) dan berdarah. Ada uang Rp 100.000 (di sekitar korban). TV menyala," ujar Yapi.

Feby dan Yapi pun langsung memanggil warga lainnya untuk mengecek korban dan melaporkan kejadian itu ke pengurus RT dan Polsek Pondok Gede.

Sampai saat ini, polisi masih olah TKP untuk mencari tahu motif terkait kasus tewasnya satu keluarga ini. Anjing pelacak juga dikerahkan untuk mengendus jejak pelaku atau mencari hal lain dari kasus tewasnya satu keluarga tersebut.

"Sementara ini semua motif sedang kami kaji, setelah ini kami akan konsolidasi. Tapi sementara ini kami melihat kecenderungannya bukan ekonomi. Tapi semua motif masih kami buka peluangnya," pungkas Indarto.

Korban kini dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/13/14154861/kronologi-satu-keluarga-di-bekasi-yang-tewas-di-rumahnya

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke