Angka pencemaran sungai meningkat dalam tiga tahun terakhir.
Anies menyampaikan data ini saat hadir dalam Festival Media Digital Pemerintah yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2018.
Awalnya, Anies tengah membahas bagaimana isu yang berkembang di media sosial sebenarnya adalah isu yang hanya dialami kelas menengah.
"Seperti contoh sungai bersih, tetapi pakai foto. Gambaran sungai bersih difoto, dulu bagaimana, sekarang bagaimana," kata Anies di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (5/12/2018).
Kebijakan menertibkan sungai-sungai dan bantarannya, menurut Anies, dielu-elukan di media sosial.
Padahal, hasil penertiban yang dipuji itu meninggalkan masalah pencemaran yang tak tertangkap dalam gambar.
"Tahun 2014 sungai di Jakarta yang tercemar berat 32 persen. Tahun 2017, 61 persen. Diperlukan sepanjang sejarah berdirinya Jakarta untuk sampai ke 32 persen, tetapi hanya perlu tiga tahun untuk membuatnya naik dua kali lipat," kata Anies.
Oleh karena itu, Anies menanggapi kritik di media sosial secukupnya. Ia meminta jajarannya tak terganggu isu yang ramai di media sosial.
"Kami tidak boleh bekerja lewat media sosial. Di media sosial (sungai) nampak bersih, tetapi sebenarnya polusinya dobel," ujar dia.
Anies mengaku telah meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk mencari sumber pencemaran. Ia berharap, peningkatan pencemaran setidaknya bisa ditahan.
"Nomer satu adalah mencegah percepatan polusi itu terjadi. Jadi apa pun sebabnya dicari kemudian yang kedua kita bicara menurunkan, tetapi itu kecepatannya terlalu tinggi. Karena itu langkah-langkah pencegahan untuk kecepatannya meningkat," kata Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/05/15164841/anies-pencemaran-sungai-di-dki-naik-2-kali-lipat-dalam-tiga-tahun