Empat faktor tersebut yakni hilangnya jalur lambat yang sebelumnya ada, keberadaan halte bus transjakarta, putaran ke arah Kebon Nanas, dan pintu keluar Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu).
"Faktor pertama hilangnya jalur lambat akibat pembangunan Tol Becakayu. Jalur yang tersisa hanya dua jalur sehingga tak mampu menampung volume kendaraan yang melintas," ucap Sutimin saat dihubungi pada Rabu (5/12/2018).
Kemacetan ini diperparah dengan keberadaan halte bus transjakarta dan putaran ke arah Kebon Nanas yang biasanya menyebabkan antrean di lajur kanan Jalan DI Panjaitan.
"Jalur yang tersisa sekarang hanya dua, sementara di jalan itu ada putaran balik dan halte transjakarta, belum lagi akses keluar tol," ujarnya.
Untuk mengurai kepadatan lalu lintas ini, Satuan Wilayah Lalu Lintas Jakarta Timur menyiagakan petugas di sekitar pintu keluar tol dan putaran arah Kebon Nanas.
"Ada dua tim yang kami siapkan, mereka bergantian berjaga di sekitar pusat kemacetan," kata dia.
Sejumlah pengendara mengeluhkan kemacetan yang kerap terjadi di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.
Kemacetan panjang terjadi sejak pintu keluar Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) mulai diuji coba pada Oktober 2018 lalu.
Salah satu pengendara, Faisal Anwar (33) mengatakan, kemacetan yang terjadi disebabkan oleh penyempitan jalan akibat mobil yang keluar dari tol Becakayu.
"Sekarang macet tambah parah, banyak mobil keluar dari Tol Becakayu langsung memotong jalur, kadang malah mereka enggak mau ngalah," ucap Faisal.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/05/15173771/polisi-sebut-ada-empat-faktor-utama-kemacetan-di-jalan-di-panjaitan