Ketiga BUMD itu yakni PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya.
"3 BUMD ini menguasai kira-kira 30 persenan dari pasokan untuk Jakarta," ujar Anies di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2018).
Anies ingin tiga BUMD itu meningkatkan pasokan pangan untuk Jakarta.
Dengan demikian, suplai kebutuhan pokok lebih terjamin.
Hal itu juga akan berimbas pada stabilnya harga kebutuhan pokok dan tingkat inflasi di Jakarta.
"Kami ingin ini (pasokan dari BUMD) bisa lebih besar lagi sehingga pemerintah punya kemampuan untuk mengontrol harga lebih baik, mengendalikan harga lebih baik, agar inflasi kita terjaga," kata Anies.
Agar pasokan kebutuhan pokok lebih banyak, BUMD DKI Jakarta harus mendapatkan produsen baru yang memasok bahan pokok dari berbagai provinsi di Indonesia.
DKI tidak bisa memproduksi kebutuhan pokok secara mandiri mengingat keterbatasan lahan di Jakarta.
Saat ini, Anies menyebut daerah pemasok kebutuhan pokok di Jakarta masih terbatas.
Anies berharap BUMD maupun perusahaan di provinsi lain memandang kebutuhan pokok di Jakarta sebagai peluang usaha mereka.
Dengan demikian, BUMD dan perusahaan di provinsi lain mau bekerja sama dengan BUMD DKI Jakarta untuk memasok kebutuhan pokok di Ibu Kota.
"Saat ini, jumlah wilayah pemasoknya masih terbatas. Kita ingin memperbanyak daerah yang mensuplai kebutuhan pokok di Jakarta," ucap Anies.
Menurut data saat ini, kebutuhan daging sapi di Jakarta 165 ton per hari, sementara kebutuhan daging ayam mencapai Rp 1.000 ton, dan daging babi 500 ton per hari.
Kemudian, per harinya, kebutuhan beras antara 2.500-3.000 ton, gula pasir 550 ton, sayur mayur 1.177 ton, cabai dan bawang merah masing-masing 20 ton, bawang putih 90 ton.
Sementara kebutuhan telur ayam mencapai 260 ton per hari, minyak goreng 380 ton, dan tepung terigu 834 ton per hari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/06/19561631/3-bumd-bidang-pangan-baru-pasok-30-persen-kebutuhan-pokok-di-jakarta