Ular sanca itu memiliki perpaduan warna kuning dan putih yang menjadi ciri khas hewan tersebut.
Beberapa pengunjung mencoba menyentuh sanca jinak dan tak lagi berbisa itu walau sambil mengernyitkan dahinya sebagai tanda ragu-ragu.
"Geli pegangnya. Tapi enggak apa-apa sih, dia (ular) enggak bergerak kok," ujar Aji, salah satu pengunjung, usai menyentuh ular selama beberapa detik.
Ular ini milik salah satu anggota komunitas pencinta reptil Room Pets Djakarta (RPM). Ilham, Ketua RPM menyebutkan, komunitas ini biasa berkumpul di kawasan CFD setiap dua minggu sekali.
"Kalau ular sanca itu panjangnya sekitar 3 meter. Kami punya yang lebih panjang lagi. Sekitar 4,5 meter panjangnya tapi jarang kami bawa karena terlalu berat," ujar Ilham saat ditemui, Minggu.
Ilham mengatakan, ular dan berbagai jenis reptil yang biasa dipamerkan di kawasan CFD sudah dipastikan jinak dan tak berbahaya bagi pengunjung, termasuk anak-anak.
"Ini kan kebetulan yang dibawa ular saja. Karena yang paling gampang dibawa itu ular. Biasanya ada juga yang bawa iguana, biawak, kadal, tapi kadang ada yang bawa sugar glider atau musang juga. Semuanya aman untuk pengunjung," kata dia.
Ilham mengatakan, selain sebagai ajang berkumpulnya anggota komunitas, RPD juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa tak semua reptil itu menakutkan dan ada sebagian reptil yang wajar untuk dipelihara.
RPD juga ingin menyadarkan masyarakat bahwa reptil bukanlah hama yang harus dibasmi, namun harus dilindungi.
Tak hanya dapat berinteraksi langsung dengan reptil, pengunjung juga dapat menanyakan berbagai hal seputar perawatan dan keragaman reptil di Indonesia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/09/10342641/ular-sanca-3-meter-ikut-meriahkan-cfd-sudirman-thamrin