Salin Artikel

Sampah Kotori Hutan Mangrove Dekat Rusun Marunda

Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com menyatakan, sampah-sampah tersebut didominasi sampah kiriman yang muncul saat air pasang.

"Sampah dari laut, air dari laut kan pasti bawa sampah. Sudah puluhan tahun, setiap air pasang pasti sampah ke mari, namanya tinggal di pinggiran laut," kata Aan, seorang warga.

Aan menuturkan, warga beberapa kali berupaya membersihkan sampah tetapi hasilnya nihil. Sebab, sampah selalu datang ketika pasang tiba.

"Sekarang ini lagi enggak banyak karena lagi surut. Coba datang jam 7 pagi, sampahnya banyak sekali di sini," kata Aan.

Dafa, warga Bekasi yang hobi memancing di Pantai Marunda menyebut sampah di sana sudah ada selama tiga tahun terakhir. Alih-alih dapat ikan, tak jarang justru sampah plastik yang tersangkut di kail pancing Dafa.

"Sering, sering banget. Ini sampah kayaknya dari laut, biasanya yang dapat plastik atau styrofoam gitu, banyak deh," ujar dia.

Seorang pedagang bernama Rini tidak menampik bahwa ada warga yang membuang sampah sembarangan. Namun, menurutnya jumlah sampah yang dibuang warga tidak sebanding dengan jumlah sampah yang berasal dari laut.

"Kalau sampah warga dikit, lihat aja tuh kalau sampah kiriman kan keliatan bentuknya basah gitu. Kalau sampah warga kan kering terus dibakarin," kata Rini.

Sampah-sampah tersebut tersembunyi di balik rimbunnya hutan mangrove yang berada di bibir daratan Marunda. Bau busuk khas sampah tidak tercium di tengah-tengah hamparan sampah itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/11/18000781/sampah-kotori-hutan-mangrove-dekat-rusun-marunda

Terkini Lainnya

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke