Salin Artikel

Fakta-fakta Seputar Kasus Penjualan Blangko e-KTP

Pasalnya, blangko yang sedianya hanya bisa diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ini nyatanya dijual melalui toko online.

Temuan ini berawal dari ditemukannya toko online di situs Tokopedia yang menjual blangko asli e-KTP oleh tim investigasi Harian Kompas.

Tim kemudian membeli sejumlah blangko e-KTP dan menginformasikannya kepada Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Ditjen Dukcapil kemudian memeriksa blangko E-KTP yang dibeli Kompas dari Tokopedia itu.

Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, pihaknya melakukan pengecekan terhadap cip blangko untuk menentukan asal blangko tersebut.

Pelaku anak mantan Kadis

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, Dirjen Dukcapil telah bersurat kepada pihaknya untuk melakukan penyelidikan terkait kasus ini.

Dari serangkaian penyelidikan, diketahui blangko tersebut dikirim oleh Ditjen Dukcapil kepada Pemerintah Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung, pada 13 Maret lalu.

Blangko tersebut dibawa Kepala Dinas Dukcapil setempat yang kini sudah tidak menjabat lagi.

Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata blangko tersebut dijual oleh seorang pria berinisial NID (27) yang merupakan anak mantan Kadisdukcapil Kabupaten Tulangbawang, Lampung.

Kepada polisi, NID mengaku mencuri blangko tersebut dari sang ayah pada bulan Maret 2018.

Dijual di 3 akun

NID juga mengakui blangko-blangko tersebut dijual melalui toko online. Ia bahkan mengaku memiliki 3 akun toko online.

Polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya akun lain yang turut memasarkan blangko e-KTP.

"Tentunya tidak hanya satu akun yang memasarkan. Ada lebih dari satu akun di sana. Sedang kami cek kembali akun-akun yang memasarkan blangko e-KTP itu, kami masih mendalami," tutur Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/12/2018).

Iseng

Zudan mengatakan, NID mengaku hanya iseng menjual blangko E-KTP di situs jual beli online.

NID mengaku rasa isengnya muncul ketika ia melihat sejumlah blangko E-KTP berada di rumahnya. Ia kemudian mengambil beberapa blangko dan mencoba menjualnya.

Zudan mengatakan, keisengan pelaku berujung fatal karena menyebabkan kegaduhan publik.

Meski demikian, polisi tetap akan menggali kemungkinan adanya motif lain.

Rp 50.000 per lembar

Menurut Argo, NID menjual blangko KTP elektronik atau e-KTP dengan harga Rp 50.000 per lembarnya.

"Pelaku sudah menjual 10 eksemplar blangko e-KTP dengan harga (setiap lembar) Rp 50.000," ujar Argo.

Polisi masih menyeliki kemungkinan adanya pihak lain yang turut memasarkan blangko-blangko e-KTP ini.

Resmi ditahan

NID ditangkap jajaran Polda Metro Jaya pada 10 Desember 2018. Kemudian pada Selasa, polisi resmi menahan NID selama proses hukumnya berlangsung.

"NID akan dikenakan UU ITE dan administrasi kependudukan," ujar Argo.

Argo berharap hal ini dapat menjadi pelajaran penting bagi pelaku agar tak mengulangi perbuatannya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/12/09245611/fakta-fakta-seputar-kasus-penjualan-blangko-e-ktp

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke