Ketua RW 08 Jelambar Hadi Waluyo merupakan salah satu saksi mata kebakaran tersebut. Ia mengaku merasa lemas melihat api yang menjalar ke rumah-rumah warga.
"Saya itu lihat, kaki saya sampai lemas, terkesima lihat kecepatan api menyebar. Kemungkinan kalau saya perkirakan ada 200 km/jam. Wuss, buanter," kata Hadi saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (5/1/2019) sore.
Hadi menyebut, api berasal dari rumah salah seorang warga yang mengalami korsleting listrik.
Api, kata Hadi, berputar-putar dengan cepat meski angin sedang tidak berembus begitu kencang.
"Kebetulan angin enggak begitu kencang, tapi di atas kencang apinya memutar. Memutar berbalik ke bawah. Ada dua rumah warga yang enggak kena, ini keloncat api," ujar Hadi.
Hadi menuturkan, dirinya berpikir api yang berkobar begitu kencangnya tidak akan mampu dijinakkan bila hanya mengandalkan tim pemadam kebakaran.
Beruntung, warga dari RW lain datang membantu menyirami lokasi kebakaran dengan air dari atap rumah-rumah di sekitar lokasi kebakaran.
Api yang mulai berkobar jelang tengah malam itu akhirnya mulai jinak saat mendekati subuh.
Dari kejadian tersebut, 40 rumah ludes terbakar dan 368 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Kendati demikian, Hadi bersyukur tidak ada warganya yang mengalami luka-luka akibat peristiwa itu.
"Saya belum istirahat, yang saya pikirikan itu warga saya kembali ke tempat bagaimana. Kawan-kawan saya telepon semua tolong bantuannya," kata dia.
Saat ini, 368 warga yang terdampak mengungsi ke posko-posko atau rumah kerabat mereka.
Bantuan berupa sandang, pangan, dan peralatan mulai disalurkan ke titik-titik pengungsian.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/05/18000371/cerita-warga-jelambar-bahu-membahu-padamkan-kebakaran-tengah-malam