Salin Artikel

Bekerja Ikhlas ala Mbah Parno, Asisten Arsitek Masjid Istiqlal...

Kompas.com berkesempatan berbincang dengan Mbah Parno di rumahnya di Gang Mawar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Saat ditemui, Mbah Parno tampak santai mengenakan kaos putih dan celana pendek sembari duduk di depan rumahnya.

Walaupun rumahnya hanya berukuran 2x5 meter tanpa kamar, Mbah Parno mengaku bersyukur masih diberi kesempatan melihat kemegahan Masjid Istiqlal.

Diketahui, ia adalah pelayan setia Frederich Silaban atau akrab dipanggil Pak Silaban, arsitek Masjid Istiqlal.

Selain bekerja sebagai pelayan Pak Silaban, ia juga merangkap sebagai kuli bangunan sejak pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961.

Menurut Mbah Parno, prinsip hidupnya adalah kerja bersih dan jujur.

Dua prinsip itulah yang membuat dirinya bisa dipercaya orang lain dan bertahan hidup hingga puluhan tahun.

"Pokoknya jangan nyolong (mencuri) dan bohong ke orang lain," kata Mbah Parno kepada Kompas.com.

Selain menjadi pelayan dan kuli bangunan, tak jarang ia juga ditugaskan mengirimkan surat ke beberapa kantor kedutaan besar, seperti Kedutaan Besar Singapura dan Kedutaan Besar Australia oleh Pak Silaban.

Tak tampat raut lelah di wajah Mbah Parno saat menceritakan sejarah pembangunan Masjid Istiqlal secara detail kepada Kompas.com.

Ia menjelaskan, keramik masjid berasal dari Tulungagung, sementara marmer masjid berasal dari Singapura dan Australia.

Sementara itu, semennya menggunakan semen Gresik sehingga bangunan masjid bisa kokoh selama puluhan tahun.

"Saya sering nganter surat ke kantor kedutaan, disuruh Pak Silaban. Pak Silaban itu orangnya keras, enggak mau dilayani siapa pun kecuali saya," ujar Mbah Parno.

"Saya disuruh apa saja ya saya mau. Bapak orangnya memang galak, tetapi saya selalu patuh karena namanya bos selalu ada kelebihan dan kekurangan. Karena dipercaya itulah, saya tahu semua sejarah Masjid Istiqlal," sambungnya.

Mbah Parno pun menganggap pemberian hadiah rumah dari Kementerian Agama sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas pengabdiannya.

Ia tak pernah mengharapkan hadiah itu karena ia selalu ikhlas dalam bekerja.

Baginya, bekerja tanpa mengharap pujian atau hadiah dari orang lain akan memberikan ketenangan dalam hidup.

"Kerja itu jangan harap dipuji, ikhlas saja, Allah enggak tidur. Teman-teman saya termasuk Pak Silaban sudah meninggal semua, tetapi saya masih sehat dan masih bisa cerita seperti ini. Itu bukti Allah cinta sama saya dan Allah mau saya berbagi cerita tentang Masjid Istiqlal," ujar Mbah Parno.

"Allah sayang sama teman-teman saya dan Pak Silaban yang sudah mendahului saya, tapi Allah lebih sayang pada saya sehingga saya masih disuruh menjaga Masjid Istiqlal itu," kata dia mengakhiri perbincangan. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/07/18551851/bekerja-ikhlas-ala-mbah-parno-asisten-arsitek-masjid-istiqlal

Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke