Salin Artikel

Saat Cawagub DKI dari PKS Dinilai Tak Dikenal dan Tak Punya "Track Record"

Tiga kandidat wagub itu akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test yang digelar dua partai politik pengusung, yakni PKS dan Gerindra. Dua kandidat yang lolos fit and proper test bakal diajukan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies kemudian akan menyerahkan dua nama itu ke DPRD DKI Jakarta. DPRD lalu akan memilih salah satu dari mereka melalui mekanisme pemungutan suara dalam rapat paripurna.

Tak punya track record 

Fraksi Hanura dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD DKI Jakarta menilai, tiga kandidat itu tak punya kemampuan dan rekam jejak yang cukup untuk memimpin Ibu Kota.

Karena itu, Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI Mohamad Ongen Sangaji mengatakan, pihaknya bakal menolak tiga kandidat wagub yang saat ini diajukan PKS. Ongen menilai, ketiganya belum teruji dan tak paham masalah Jakarta.

"Masak, kami disuruh memilih orang yang memiliki track record-nya tak jelas. Ingat, DKI memiliki APBD besar. Kalau salah bisa bahaya. Jangan samakan DKI dengan provinsi lain atau kelas wali kota. Permasalahannya beda," kata Ongen, Senin (7/1/2019) lalu.

Ketua Fraksi PKB Hasbiallah Ilyas menyampaikan hal serupa. Dia mengatakan, Fraksi PKB sama sekali tidak mengetahui rekam jejak tiga kandidat yang diusulkan PKS.

"Kami benar-benar enggak tahu, bagaimana mau ngomong track record," ucap Hasbiallah.

Hanura dan PKB meminta PKS dan Gerindra DKI kembali duduk bersama untuk memilih kandidat wagub yang lain.

Tak dikenal

Sementara Fraksi PDI-P, Golkar, Nasdem, dan PPP DPRD DKI Jakarta menyatakan tidak mengenal kandidat wagub DKI yang diajukan PKS. Mereka hanya mengenal Suhaimi yang merupakan anggota DPRD DKI Jakarta.

Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Bestari Barus mengatakan, fraksinya cenderung tidak akan memilih calon-calon yang tidak dikenal dan diketahui rekam jejaknya.

"Kalau kami enggak kenal, masak kami pilih, kan jadi aneh. Bisa jadi (tidak memilih), masak memilih yang tidak dikenal," ujar Bestari, Selasa kemarin.

Fraksi Nasdem saat ini masih menunggu keputusan resmi PKS dan Gerindra. Fraksi Nasdem nantinya tidak ingin salah memilih wagub.

Sementara itu, Fraksi Golkar, PDI-P, dan PPP belum menentukan sikap.

Ketua Fraksi Golkar Ashraf Ali mengatakan, fraksinya bisa saja menolak tiga cawagub dari PKS jika para kandidat tidak memenuhi kriteria sesuai keinginan Golkar, yakni memiliki kapasitas dan kemampuan mumpuni untuk memimpin Jakarta.

Namun, Fraksi Gerindra tidak akan buru-buru dalam menilai tiga kandidat wagub dari PKS. Menurut rencana, tiga kandidat wagub itu akan bersilaturahmi ke Fraksi Golkar pada hari ini.

Fraksi Golkar akan menggunakan kesempatan itu untuk melihat kemampuan tiga cawagub, sebelum akhirnya mengambil keputusan.

"Kami belum bisa menilai ketiganya ini sesuai dengan kapasitas yang kami tawarkan sebelum kami tahu lebih banyak nanti," ujar Ashraf.

Ketua Fraksi PDI-P Gembong Warsono mengatakan, fraksinya tidak mengenal banyak rekam jejak kandidat wagub DKI.

Meskipun demikian, Fraksi PDI-P belum mau berkomentar dan menentukan sikap apakah akan menolak atau menyetujui kandidat wagub usulan PKS itu.

Sebab, saat ini prosesnya masih di internal dua partai pengusung, yakni PKS dan Partai Gerindra. Tiga kandidat wagub usulan PKS itu juga belum tentu lolos fit and proper test.

"Fraksi saya sih menunggu kepastian aja usulan dua nama yang diusulkan kepada gubernur. Ketika itu sudah muncul, baru kami mau komentar, layak tidak, mampu tidak, bisa membangun koordinasi dan kerja sama dengan gubernur apa tidak," ujar Gembong.

Hal serupa disampaikan Penasihat Fraksi PPP DPRD DKI Ichwan Zayadi. Fraksi PPP belum mau mengomentari tiga kandidat wagub DKI.

Sebab, PKS dan Partai Gerindra belum memutuskan dua kandidat yang nantinya dipilih melalui DPRD DKI itu.

Fraksi PPP masih menunggu keputusan resmi dari PKS dan Gerindra.

"Kami tunggu nanti hasil dari kedua partai tersebut, bagaimana seleksinya, fit and proper test-nya hasilnya seperti apa, nanti kami lihat," kata Ichwan.

Silaturahmi 

Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo mengatakan, tiga kandidat wagub DKI dari partainya akan bersilaturahmi ke fraksi-fraksi di DPRD DKI Jakarta.

Fraksi-fraksi di DPRD DKI diharapkan lebih mengenal sosok serta visi dan misi tiga cawagub pengganti Sandiaga Uno itu setelah silaturahmi tersebut digelar.

Dengan demikian, fraksi-fraksi di DPRD tidak akan meragukan ataupun menolak kandidat wagub yang nantinya akan dipilih melalui DPRD DKI Jakarta itu.

"Mudah-mudahan setelah komunikasi dibangun, setelah mengenal visi-misi, komunikasi berikutnya lebih lancar, enggak ada penolakan atau anggapan kami kan enggak kenal'," ujar  Syakir.

Gerindra lepas tangan 

Sementara itu, DPD Gerindra DKI Jakarta lepas tangan jika fraksi-fraksi di DPRD DKI meragukan atau menolak kandidat wagub dari PKS.

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, Fraksi Gerindra DPRD DKI tidak akan melobi fraksi-fraksi lain untuk memilih kandidat wagub dari PKS. Taufik menyebut tiap fraksi memiliki kebijakan yang tidak bisa dipengaruhi.

"Kami enggak bisa memengaruhi fraksi, orang itu kewenangan, kebijakan politik masing-masing. Lobi-lobi apa, fraksi orang mana bisa saya pengaruhi," kata Taufik.

Karena itu, Taufik meminta PKS lebih aktif menyosialisasikan cawagub dari partainya.

"PKS mesti lebih aktif dong, calonnya disosialisasikan," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/09/10041171/saat-cawagub-dki-dari-pks-dinilai-tak-dikenal-dan-tak-punya-track-record

Terkini Lainnya

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke