Salin Artikel

Banyak Kasus Kekerasan Anak, Pemkot Jaktim Buka 5 Pos Pengaduan

Pemkot membuka pos pengaduan di lima tempat bagi anak yang mengalami kekerasan.

"Untuk melakukan pendampingan ini, kami membuka pos-pos pengaduan. Di Jaktim ada lima pos pengaduan. Gunanya agar kalau ada kejadian, pengaduannya dekat. Kalau ke Dinas kan terlalu jauh ya," ujar Fetty saat ditemui di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur, Jumat (11/1/2019).

Kelima pos tersebut berada di Rusun Tipar Cakung, RPTRA Pulo Gebang, RPTRA Cipinang Besar Selatan, RPTRA Kampung Pulo Asri, dan di RPTRA Ciracas Timur.

"Di sana ada konselornya yang juga bisa melakukan pendampingan ke kecamatan di sekitarnya. Nanti tiga pendamping tugasnya berbeda. Pertama ada konselor, pendamping korban, dan para legal yang mengurus kasus hukumnya dari sarjana hukum," kata dia.

Selain itu, pihaknya memiliki badan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang siap melakukan pendampingan psikologis bagi anak.

"Kami sudah membentuk badan. Malah dulu P2TP2A ini berupa lembaga UPT dari 2 tahun lalu, di bawah Dinas PPAPP. Nanti akan ada pendampingan," lanjutnya.

Ia pun berharap semua tempat bisa menjadi ramah anak. Meskipun kekerasan terhadap anak sering tak dapat dihindari.

"Kami telah melakukan sosialisasi ini di RPTRA-RPTRA, bahwa kami menyampaikan tentang anak harus dilindungi. Kami ke sekolah-sekolah, jadi kami mengharapkan semua tempat ramah anak," tutup Fetty.

Dalam waktu sepekan terakhir, dua kasus kekerasan anak terjadi di Jakarta Timur.

Kasus yang pertama adalah seorang bayi perempuan dua tahun tewas setelah dianiaya dan dilempar dari ketinggian 1,5 meter di Gang Naserih, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (1/1/2019).

Bayi yang diketahui berinisial AC ini tewas dianiaya oleh tetangganya sendiri yang memiliki gangguan jiwa.

Ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk mendapat perawatan medis. Namun, sayangnya nyawa anak tunggal dari pasangan Julia dan Zichamudin tersebut tak terselamatkan setelah sempat koma selama satu malam.

Peristiwa kedua adalah tiga orang anak yang dimaki dan disentil berulang kali oleh tetangganya sendiri di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (6/1/2019) lalu, saat korban yang berinisial JUN tengah bermain bersama dua orang temannya, yaitu F (4) dan S (4) di depan rumah pelaku.

Ketiganya kemudian melihat bunga berwarna merah muda yang halaman rumah pelaku. Mereka pun tertarik dan langsung memetiknya.

"Saat memetik, ternyata dilihat pemilik rumah. Anak kami sudah mencoba mengembalikannya, namun malah disentil berkali-kali di muka dan telinga," ucap salah satu orangtua korban Siti Rohayati saat ditemui awak media, Rabu (9/1/2019).

Dari kejadian tersebut, ketiga anak tersebut menjadi trauma hingga enggan untuk keluar rumah dan bermain seperti biasanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/11/13451691/banyak-kasus-kekerasan-anak-pemkot-jaktim-buka-5-pos-pengaduan

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke