Seperti hari-hari sebelumnya, para penyelam Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmada I TNI AL yang diangkut KRI Spica akan kembali menunaikan tugasnya mencari benda tersebut.
Dipimpin Kapten Iwan Churniawan, empat penyelam diterjunkan ke dasar laut tepat pada pukul 08.26.
Iwan menuturkan, kondisi di bawah air cukup mendukung untuk melanjutkan pencarian meski tidak bisa dibilang ideal.
"Jarak pandang 1-2 meter baru terlihat, ya di bawah sangat butek. Itu juga dibantu sama arus bawah air sehingga masih bisa memandang," kata Iwan saat berbincang di atas KRI Spica, Senin siang.
Empat orang penyelam itu diterjunkan hingga kedalaman 35 meter.
Ketika waktu menunjukkan pukul 08.48, black box Lion Air akhirnya ditemukan.
Benda itu ditemukan penyelam Serda Satria Margono.
Satria mengatakan, black box itu terkubur di lumpur setebal 20 sentimeter.
Satria mengaku hanya bisa menebak-nebak rupa black box tersebut. Satu-satunya petunjuk yang ia miliki adalah bahwa black box berwarna oranye.
"Kami mengira-ngira saja. Soalnya kemarin dari KNKT warnanya oranye. Nah setiap warna oranye ya kami angkat saja. Ternyata itu CVR," ujar Satria.
Kendati demikian, pencarian hari ini juga tidak terlalu sulit karena area pencarian sudah dilokalisasi selama tiga hari terakhir.
Para penyelam tinggal menyisir area yang sudah ditandai.
"Kami meneruskan kegiatan penyelaman di tempat kemarin itu secara circle. Muter di titik kemarin itu," kata dia.
Setelah black box terangkat, usai sudah tugas para penyelam.
Ditemui dibatas KRI Spica, para penyelam tampak asyik berbincang sambil menikmati kudapan.
Menurut rencana, black box akan dibawa ke Jakarta menggunakan KRI Todak sebelum diserahkan ke KNKT untuk diperiksa lebih lanjut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/14/13572001/cerita-para-penyelam-temukan-black-box-cvr-lion-air-jt-610