Salin Artikel

Dinamika Penentuan Wagub DKI Jakarta Pengganti Sandiaga...

Usulan sosok pengganti Sandiaga Uno yang maju mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 sebenarnya sudah muncul tidak lama sejak kekosongan itu terjadi.

Namun, hingga saat ini atau enam bulan berlalu, belum juga ada keputusan resmi siapa yang akan menjadi pasangan kedua bagi Anies Baswedan untuk duduk di Balai Kota.

Sandiaga mundur

Sandiaga menjalankan tugas terakhirnya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 10 Agustus 2018. Secara efektif, ia hanya menjabat posisi DKI 2 dalam waktu relatif singkat, tak genap 10 bulan sejak pelantikan.

Ia menyatakan untuk maju sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Presiden 2019. Sandiaga mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Hal ini juga telah disampaikan Prabowo saat menggelar konferensi pers di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada 9 Agustus 2018 malam.

"Beliau bersedia mundur dari jabaan wakil gubernur yang telah dengan susah payah beliau rebut selama bertahun-tahun kampanye. Beliau bersedia berhenti demi negara dan bangsa," kata Prabowo.

Kandidat awal

Pada awal-awal kekosongan posisi terjadi, sudah muncul dua nama yang digadang-gadang bakal menggantikan Sandiaga untuk mendampingi Anies.

Dua nama itu adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Muhammad Taufik.

Mardani Ali Sera sebelumnya sempat dipasangkan dengan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Akan tetapi, pada akhirnya Sandiaga justru maju menjadi wakil mantan Menteri Pendidikan, Anies Baswedan.

Sementara M Taufik, saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Antara PKS-Gerindra

Kedua partai ini sudah lama terlihat bersama dalam berbagai koalisi, misalnya Pilkada DKI Jakarta 2017, Pilkada Jabar 2018, dan Pilpres 2019.

Dalam ketiga kesempatan, menurut Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Achmad Yani, PKS sudah banyak mengalah kepada Partai Gerindra.

"Di balik pengorbanan dan kesetiaan yang begitu panjang, semua orang punya pandangan ‘wajarlah bahwa PKS punya kesempatan menduduki posisi sebagai Wagub DKI’," ujar Yani.

Namun, di sisi lain Partai Gerindra juga merasa pihaknya tetap memiliki hak untuk menduduki posisi tersebut.

Bendahara DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Iman Satria berpendapat untuk melakukan proses pemilihan sesuai dengan peraturan yang ada.

"Menurut saya ya ikuti aturan main saja. Satu PKS dan satu dari Gerindra dan nanti dipilih DPRD," kata Iman.

Partai Gerindra mau memberikan posisi wagub kepada PKS apabila Anies Baswedan yang saat ini ada di bawah bendera partai berlambang padi dan bulan itu, bersedia menjadi kadernya.

Akan tetapi, PKS tetap kukuh meminta Partai Gerindra mengikhlaskan posisi wagub untuk PKS demi koalisi yang tetap solid.

Perdebatan ini dikhawatirkan akan mengguncang soliditas kedua partai sebagai sebuah koalisi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.

Beberapa nama lain yang dibicarakan adalah Nurmansjah Lubis (anggota DPR), Ahmad Syaikhu (mantan wakil wali kota Bekasi), Ahmad Heryawan (mantan Gubernur Jabar), Syakir (Ketua DPW PKS DKI), Abdurrahman Suhaimi (Ketua Fraksi PKS), dan AgungYulianto (Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta).

Dari nama-nama tersebut, dua nama telah dimintakan persetujuan kepada Prabowo Subianto, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Nantinya, dua nama ini akan dikerucutkan lagi menjadi satu nama.

Namun, keduanya disebut kurang dikenal di kalangan DPRD. Hingga kemudian, diajukan satu nama baru, Suhaimi. Tiga nama inilah yang hingga saat ini masih menunggu kesempatan baik untuk maju jadi DKI 2.

Nama selanjutnya dari Gerindra..

Selain M Taufik yang sudah yakin akan memenangkan perebutan posisi Wagub DKI, di kubu Gerindra yang terlihat terpaku pada satu nama. Akhirnya, muncul selentingan adanya nama baru.

Nama baru itu adalah keponakan dari Prabowo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Meskipun yang bersangkutan mengaku tidak berambisi untuk menduduki jabatan Wagub DKI, akan tetapi ia tetap akan bersedia mengambil tawaran itu jika benar diamanahi nantinya.

Kesepakatan Wagub DKI dari PKS

Keputusan ini diambil pada rapat bersama antara pengurus DPD Partai Gerindra DKI Jakarta dan DPW PKS DKI Jakarta di Kantor DPD Gerindra DKI, 5 November 2018 sore.

Ketua Umum Partai Gerindra sejak awal memang sudah menyerahkan kursi wagub kepada PKS. Hal itu disampaikan oleh M Taufik, yang sebelumnya digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Sandi.

Atas keputusan ini, semua calon Wagub DKI akan berasal dari kubu PKS. Tarik-menarik juga saling sindir terkait calon wagub dari kedua partai ini pun tak lagi terjadi.

Untuk memutuskan siapa yang akan diajukan, akan diadakan tes kelayakan dan kepatutan atau fit and proper tes dari Gerindra. Ini merupakan satu syarat yang diajukan Gerindra sebelum menyerahkan kursi ke PKS.

Siapa yang dinyatakan lolos tes ini, maka diperkenankan melenggang ke DPRD untuk dipertimbangkan lebih lanjut.

Belum final

Hingga hari ini, belum ada pengerucutan tiga nama kandidat PKS yang diajukan dan sudah dinyatakan lolos tes kelayakan dan kepatutan dari Gerindra.

Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo menyatakan tidak ada batasan waktu untuk penentuan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/12/13355811/dinamika-penentuan-wagub-dki-jakarta-pengganti-sandiaga

Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke