Salin Artikel

Warga Rorotan Keluhkan Pungli Saat Urus Sertifikat Tanah

Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com, Jumat (22/2/2019), mengaku telah dimintai uang sebesar Rp 2,5 juta oleh pengurus RT dan RW setempat untuk pengurusan sertifikat.

Pachsya Praznasasmita, salah seorang warga, mengaku telah menyetor uang sebesar Rp 2,5 juta pada Juni dan November 2018. Namun, ia mengeluh lantaran sertifikat tanahnya tak kunjung rampung.

"Saya jengkel sekali karena sampai sekarang sertifikatnya belum jadi. Padahal, Ketua RT menjanjikan pengurusan akan selesai pada Desember 2018," kata Pachsya.

Cerita serupa juga dikemukakan Muamannah, warga yang tinggal tak jauh dari rumah Pachsya itu telah menyetor uang sebesar Rp 1,5 juta kepada pengurus RT setempat.

"Saya kasih uang DP Rp 500 ribu, terus waktu lagi pengukuran malamnya juga dimintai lagi sejuta. Jadi uang saya sudah masuk satu juta setengah buat sertifikat ini," ujar Muamannah.

Muamannah menyebutkan, sisa uang Rp 1.000.000 nantinya akan dibayar ketika sertifikat telah selesai dan diserahkan kepada pemiliknya.

Namun, seperti Pachsya, ia tak kunjung menerima sertifikat yang awalnya dijanjikan bakal rampung dalam waktu tiga bulan.

Pachsya dan Muamannah mengaku memberikan uang kepada pengurus RT karena ketidaktahuan mereka bahwa pengurusan sertifikat lewat program PTSL hanya memakan biaya Rp 150.000 untuk pengukuran.

"Sepengtahuan saya yang namanya pemutihan itu gratis tapi karena berhubung saya dengar dari warga lain ternyata sama (membayar), ya sudah saya ikuti," kata Muamannah.

Menurut Pachsya, alasan pengurus RT memintai uang kepada warga karena diminta oleh Badan Pertanahan Nasional.

"Dibilang buat BPN aja gitu, enggak dirinciin buat apanya," ujar Pachsya.

Praktik serupa telah ditemukan di sejumlah kelurahan antara lain Gandaria Utara, Grogol Selatan, dan Kramat Sentiong.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menegaskan, pengurusan sertifikat tanah lewat program PTSL itu gratis. Saefullah mengatakan, pengurus RT dan RW dilarang meminta uang kepada warga saat membantu pengurusan sertifikat tanah.

"Harusnya sudah enggak ada (pungutan liar). Enggak boleh, tidak boleh (meminta uang)," ujar Saefullah di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta Pusat, Senin dua pekan lalu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/22/14561711/warga-rorotan-keluhkan-pungli-saat-urus-sertifikat-tanah

Terkini Lainnya

Remaja yang Direkam Ibu saat Bersetubuh dengan Pacar Dapat Pendampingan Psikologis

Remaja yang Direkam Ibu saat Bersetubuh dengan Pacar Dapat Pendampingan Psikologis

Megapolitan
Dituduh Ingin Curi Motor, Pria di Sunter Dipukuli dan Diikat Lehernya oleh Warga

Dituduh Ingin Curi Motor, Pria di Sunter Dipukuli dan Diikat Lehernya oleh Warga

Megapolitan
Tangkap ASN Pemkot Ternate, Polisi Sita 0,16 Gram Sabu

Tangkap ASN Pemkot Ternate, Polisi Sita 0,16 Gram Sabu

Megapolitan
Maaf dan Janji Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta...

Maaf dan Janji Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta...

Megapolitan
Tiga ASN Pemkot Ternate Ditangkap Polisi Saat 'Nyabu' di Depan Warkop

Tiga ASN Pemkot Ternate Ditangkap Polisi Saat "Nyabu" di Depan Warkop

Megapolitan
Isu Duet dengan Anies pada Pilkada DKI, Ahmed Zaki: Keputusan Ada di DPP Golkar

Isu Duet dengan Anies pada Pilkada DKI, Ahmed Zaki: Keputusan Ada di DPP Golkar

Megapolitan
Usaha Cek Ombak Kaesang Pangarep pada Pilkada Bekasi dan Upaya Mencari Panggung Politik

Usaha Cek Ombak Kaesang Pangarep pada Pilkada Bekasi dan Upaya Mencari Panggung Politik

Megapolitan
Cerita Amsori Tetap Jadi Sopir Angkot meski Diserang Stroke Dua Kali

Cerita Amsori Tetap Jadi Sopir Angkot meski Diserang Stroke Dua Kali

Megapolitan
Permintaan Maaf Zoe Levana dan 3 Pengakuannya Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Permintaan Maaf Zoe Levana dan 3 Pengakuannya Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Beratnya Hidup di Jakarta, Amsori Sopir Lansia Tidur di Angkot karena Tak Mampu Mengontrak Rumah

Beratnya Hidup di Jakarta, Amsori Sopir Lansia Tidur di Angkot karena Tak Mampu Mengontrak Rumah

Megapolitan
Jemput Bola ke Subang, Polisi Bakal Datangi Petani yang Ditipu Oknum Polisi Rp 598 Juta

Jemput Bola ke Subang, Polisi Bakal Datangi Petani yang Ditipu Oknum Polisi Rp 598 Juta

Megapolitan
Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Megapolitan
Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke