Salin Artikel

Cerita Roedah, Pedagang Asal Cilincing yang Disanjung Jokowi

Dalam pidatonya, Jokowi menyebut Roedah adalah perempuan yang sukses lewat program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari pemerintah.

"Bu Roedah adalah perempuan Indonesia yang membantu ekonomi keluarga. Dulu pendapatan Rp 20.000-Rp 30.000 per hari. Dengan berdagang serta dibantu program Mekaar, sekarang omzet mencapai Rp 1,5 juta per hari," kata Jokowi saat itu.

Rabu (27/2/2019), Kompas.com menemui Roedah di warungnya yang sederhana di RT 012, RW 004 Cilincing, Jakarta Utara. Roedah bercerita, ia pun kaget saat menerima undangan untuk menghadiri acara pidato Jokowi.

"Dari pertama dikasih tau undangannya saja sudah kaget, enggak nyangka masa orang kayak saya diundang ke sana. Saya juga belum tahu acaranya," kata Roedah.

Saat ini, Roedah dan suaminya mengelola sebuah warung bahan pokok yang menjadi sumber penghasilan mereka. Namun, riwayat kehidupan Roedah tak semanis pujian Jokowi.

Sebelum membuka warung pada empat tahun lalu, Roedah bekerja serabutan. Biasanya, ia bekerja sebagai buruh kupas udang di Tempat Pelelangan Ikan Cilincing yang berjarak puluhan meter dari rumahnya.

"Kalau ada pekerjaan ngupas, ya ngupas kerang sama udang, sehari paling gede Rp 30.000 tergantung keberadaan barangnya," ujar Roedah.

Sementara itu, suami Roedah yang bernama Suardi kala itu bekerja sebagai sopir angkot di sekitar Cilincing. Tak jarang suaminya pulang ke rumah dengan tangan kosong.

Saking sulitnya, Roedah juga pernah terjerat jahatnya para rentenir. Roedah pun sempat membuka usaha yang tak bisa bertahan lama.

"Saya sempat jadi tukang kredit baju, jualan baju, terus sempat bangkrut habis modal sama sekali jadi nganggur. Terakhir jualan itu tahun 2009," ucap Roedah.

Kiprah bisnis Roedah sebetulnya telah dimulai sejak ia masih berusia anak-anak dan tinggal di Indramayu, Jawa Barat, puluhan tahun silam.

Roedah cilik rupanya sudah sering membantu orangtuanya yang juga bekerja sebagai pedagang. Setiap hari, ia keliling kampung menjajakan dagangan orangtuanya.

"Kalau emak saya keliling dagang pecel, dagang makanan, emak yang gendog pecelnya, saya bawa yang enggak kebawa, ikutan keliling-keliling sedesa," kata Roedah.

Roedah mengatakan, pengalaman dagang itulah yang menjadi salah satu modal pentingnya dalam membangun usaha, selain pinjaman modal yang diberikan program Mekaar tentunya.

Ia menambahkan, pinjaman yang sudah diperolehnya sebanyak tujuh kali tak berarti dirinya dapat mengelola warung semudah membalikkan telapak tangan.

Omzet sekitar Rp 1 juta per hari tetap harus dikelola Roedah dengan baik. Ada yang dikembalikan ke Mekaar, ada yang dikirim ke kampung untuk menyekolahkan anaknya, serta mengembangkan warungnya.

Roedah memang memulai bisnisnya dari nol saat membuka lapak kecil di depan rumahnya hingga kini warugnya menyediakan berbagai hal hingga tabung gas dan air mineral galon.

"Kami dari tabung gas dua biji, enggak langsung delapan biji, dulu galon satu-satu. Saya enggak sekaligus beli banyak. Jadi kalau ada rezeki satu, beli satu, pasti dari awal dulu bertahap enggak sekaligus," katanya.

Roedah pun masih punya mimpi untuk terus mengembangkan usahanya itu. Ia berharap, dirinya dapat menyekolahkan anak bungsunya hingga perguruan tinggi dan melanjutkan bisnisnya tersebut.

"Pengin warung biar tambah penuh lagi biar bisa nyekolahin anak sampai kuliah jangan sampai SMA doang. Penginnya mah pengin ngebelajarin anak suruh dagang juga," kata Roedah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/27/14545161/cerita-roedah-pedagang-asal-cilincing-yang-disanjung-jokowi

Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke