Salin Artikel

"Mau Tidak Mau Pakai Kantong Plastik, Enggak Mungkin Campur Ikan dengan Sayur"

Menanggapi hal tersebut, sejumlah pembeli di pasar merespons dengan tanggapan yang berbeda-beda. Ada yang menyebut masih membutuhkan kantong plastik, ada yang mengusulkan untuk pakai wadah ketika berbelanja bahan makanan. 

Ketika Kompas.com menyusuri Pasar Ciplak di Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur pada Sabtu (2/3/2019), hanya terlihat beberapa orang yang membawa tas belanjaan sendiri dari rumah.

Sementara pembeli lain yang adalah ibu rumah tangga kerap kali memegang kantong plastik. Satu orang terlihat bisa menenteng lima hingga enam kantong plastik di tangannya.

Para pembeli juga belum banyak tahu kebijakan kantong plastik berbayar yang nantinya akan diterapkan di pasar tradisional. Salah satunya warga Cipinang Muara bernama Hani (36).

"Tidak tahu sih, kalau akan diterapkan di pasar sih kayaknya tidak efektif ya," ucap Hani di Pasar Ciplak.

Menurutnya, kantong plastik adalah kebutuhan pokok yang sulit untuk dilepaskan dari perilaku masyarakat yang konsumtif.

"Susah sih menguranginya, mau tidak mau pasti pakai kantong plastik, karena kan tidak mungkin ikan yang basah dicampur sama sayur, sama bumbu, belum lagi buahnya," ucap Hani.

Sama halnya dengan, Neli, warga dari Cipinang Melayu. Ia mengatakan, apabila kantong plastik tersebut berbayar, ia tidak mempermasalahkannya.

"Oh enggak masalah sih (bayar), mending bayar Rp 200 sih daripada harus repot bawa tempat lagi, bawa kantong belanjaan sendiri. Soalnya saya pelupa," ucap Neli.

Menurutnya, lebih baik pemerintah meminjamkan kantong-kantong belanjaan di pasar agar masyarakat bisa menggunakannya.

"Bisa saja sih pemerintah siapkan kantong belanjaan di pasar. Jadi yang lupa bawa kantong dari rumah bisa gunain kantong yang disiapkan tersebut," ucapnya.

Beda halnya dengan Meli, ia mengatakan apabila ada kebijakan kantong plastik berbayar di pasar, ia akan membawa tupperware dan kantong belanjaan sendiri dari rumah.

"Palingan sih bawa kantong belanjaan sendiri ya dari rumah itu sudah paling benar daripada bayar, kemudian buat daging atau ikan bisa bawa tupperware sendiri. Bisa juga saya bawa kantong plastik sendiri, kan saya suka simpenin kantong plastik di rumah," ucapnya.

Adapun larangan penggunaan kantong plastik yang mulai diterapkan pada di Jakarta tak hanya berlaku bagi pengusaha ritel dan mal, melainkan juga bagi pedagang pasar.

Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji sebelumnya mengatakan, sebanyak 153 pasar tradisional di Jakarta yang berada di bawah PD Pasar Jaya juga akan diberlakukan larangan ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/02/10185511/mau-tidak-mau-pakai-kantong-plastik-enggak-mungkin-campur-ikan-dengan

Terkini Lainnya

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke