Adapun ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala yang merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan, biasanya dalam wujud raksasa.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Selasa, satu patung ogoh-ogoh selesai dibuat. Sementara itu, dua ogoh-ogoh lainnya masih dalam proses pengerjaan.
Kepala Seksi Bidang Kesenian Pura Agung Wira Satya Bhuana Ketut Barack mengatakan, ketiga ogoh-ogoh tersebut akan diarak berkeliling sekitar pura pada Rabu (6/3/2019) besok.
"Besok mulai pukul 16.00-20.00 WIB, ogoh-ogoh ini akan kami arak keliling sekitar pura saja. Arak-arak itu bertujuan mengembalikan Bhuta Kala ke tempatnya sehingga dia tidak mengganggu manusia saat Nyepi," kata Ketut saat ditemui, Selasa.
Nantinya, lanjut Ketut, jemaah akan mempersembahkan sebuah kurban suci untuk Bhuta Kala sehingga tidak menggganggu manusia saat Nyepi.
Arak-arakan akan diakhiri dengan pemenggalan tiga kepala ogoh-ogoh sebagai simbol perubahan energi negatif menjadi energi positif.
"Setelah diberi kurban suci, ogoh-ogoh akan kembali ke pura. Lalu, kami akan penggal lehernya sebagai tanda merubah energi negatif menjadi energi positif," ujar Ketut.
"Kami berharap Hari Raya Nyepi tahun ini dapat meningkatkan harmonisasi umat beragama di Jakarta," ucap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/05/20503591/ada-arak-arakan-ogoh-ogoh-jelang-nyepi-di-gambir