Salin Artikel

Nelayan Dadap Dijemput Paksa, Polisi Tanyakan Hal Ini...

Selama pemeriksaan, Waisul yang berstatus tersangka ditanyakan beberapa hal oleh penyidik Direskrimsus Polda Metro Jaya.

Salah satu pertanyaan terkait pembangunan jembatan pulau reklamasi. 

"Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan aktivitas pembangunan jembatan penghubung antarpulau reklamasi yang melintasi jalur melaut para nelayan Dadap," ujar Kuasa Hukum Waisul, Marthen Y Siwabessy melalui keterangan tertulis, Jumat, (8/3/2019).

Menurut Marthen, pembangunan jembatan tersebut sempat menuai kritik nelayan setempat.

Sebab, pembangunan tersebut menimbulkan kerusakan pada ekosistem pantai.

"Pembangunan jembatan tersebut menyebabkan rusaknya ekosistem pesisir laut serta mengakibatkan pendangkalan laut akibat banyaknya lumpur di sekitar muara Dadap sehingga para nelayan susah untuk beraktivitas," katanya.

Kritik tersebut muncul lantaran para nelayan tidak tahu menahu perihal pembangunan jembatan tersebut.

Ia mengatakan, pengembang kurang menyampaikan sosialisasi kepada nelayan. 

"Sosialisasi hanya dilakukan satu kali, padahal untuk proyek pembangunan sebesar itu seharusnya dilakukan beberapa kali sosialisasi," ujar Marthen. 

Sebelumnya, Waisul ditetapkan sebagai tersangka pada September 2018 setelah dilaporkan PT Kapuk Naga Indah atas kasus pencemaran nama baik.

Dalam laporannya, PT Kapuk Naga Indah merasa dirugikan oleh Waisul terkait perkataannya yang dimuat sejumlah media online pada 18 Juli 2018.

Saat itu, Waisul yang menjabat sebagai Ketua Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap menilai proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan kawasan Pantai Indah Kapuk 2 dan Pulau C merugikan warga Kampung Dadap.

Waisul menilai, pembangunan jembatan itu membuat nelayan harus melaut lebih jauh karena ikan-ikan di dekat daratan kabur akibat proses konstruksi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/08/23472151/nelayan-dadap-dijemput-paksa-polisi-tanyakan-hal-ini

Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke