Dinding gedung berdebu dan plafon yang bolong semakin menunjukkan bahwa gedung tua itu tak terawat.
Meski demikian, nuansa sejarah masih terasa pada bangunan yang berdinding kokoh tersebut.
Ukiran pada dinding gedung khas bangunan zaman penjajahan Belanda pun menempel kuat pada gedung tersebut.
Saat Kompas.com memasuki gedung tersebut, terasa betul aroma tak sedap dari kotoran kampret disertai suara decitannya.
Gedung yang memiliki dua lantai ini tampak kosong di tiap ruangannya. Tak ada barang bersejarah yang dipajang di sana.
Di lantai dua, kondisinya tak sebaik lantai satu. Hampir semua ubin di lantai dua dipenuhi kotoran kampret berwarna coklat.
"Perlu ditambah benda-benda bersejarah, Gedung Juang-nya harus dihidupkan. Untuk menarik minat biar ada hiburan. Penerangan kurang, WC juga kurang," kata Ketua Sanggar Pejuang Lepay Mulyasarma selaku pimpinan komunitas yang merawat gedung tersebut, Selasa.
Menurut Lepay, Gedung Juang sudah beberapa kali direnovasi. Namun, bangunan kembali rusak dan kotor.
"Kotorannya banyak, kita enggak ngerti itu kampret tahun 1995, 1996 belum ada. Dulu pas renovasi (kampret sempat) hilang, jadi pas renovasi, balik lagi. Beberapa plafon rusak, berapa kali mau dipasang (plafon baru) pasti rubuh lagi," ujar Lepay.
Bagi Lepay, sarang kampret di Gedung Juang harus terlebih dahulu dibasmi agar tidak merusak plafon dan meninggalkan kotoran lagi.
Di sekeliling Gedung Juang terdapat sejumlah bangunan lainnya yang dijadikan kantor komunitas atau organisasi.
Yang menarik, ada satu bangunan yang dijadikan Museum Bekasi di sekitar Gedung Juang.
Namun, kondisinya amat tidak terawat. Sejumlah bingkai potret sejarah gedung pun dipajang di museum itu tetapi tidak tertata dengan baik.
Bahkan, terdapat ruangan yang tidak bisa dimasuki karena kondisinya yang berantakan.
"Dalam penataanya, saya ingin Gedung Juang ini nantinya terdapat Museum Sejarah Bekasi yang berisi peninggalan peninggalan sejarah Bekasi dari zaman Tarumanegara serta Perpustakaan Digital," kata Eka.
Rencananya, penataan akan dilakukan pada tahun 2020 dengan menggunakan APBD Kabupaten Bekasi tahun 2020.
"Tahun 2020 kita juga akan bangun beberapa ikon lain untuk Kabupaten Bekasi berupa air mancur tertinggi di Asia Tenggara," ujar Eka.
Diharapkan, penataan Gedung Juang akan terealisasi dengan baik.
Sebab, gedung tersebut menjadi satu-satunya bangunan yang masih kokoh dan penuh nilai sejarah masyarakat Bekasi dalam mempertahankan kemerdekaan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/26/20073541/menengok-gedung-juang-yang-jadi-saksi-warga-bekasi-pertahankan