Salin Artikel

Fakta Sidang Keenam Ratna Sarumpaet: Di Balik Jumpa Pers Prabowo, Kronologi Kebohongan, dan Kesaksian Nanik S Deyang

Agenda sidang kemarin adalah pemeriksaan saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Tiga orang staf Ratna yakni Rubagi, Sahrudin, dan Makmur, dihadirkan di sidang. Selain itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang, juga hadir sebagai saksi.

Sebelum sidang berjalan, saat ditemui di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Ratna menyampaikan sekali lagi keinginannya untuk ditahan sebagai tahanan kota.

"Tahanan kota saya berharap ini dikasih ya, hak saya, (usia) saya sudah 71 tahun, disuruh tidur di sini (Rutan) terus," ujar Ratna.

1. Alasan tak hadiri konfrensi pers Prabowo

Dari keterangan saksi Ahmad Rubangi, yang bekerja sebagai sopir Ratna, diketahui alasan mengapa Ratna tak hadir dalam jumpa pers yang digelar Prabowo Subianto.

"Saya dengar Pak Prabowo akan ada jumpa pers menyangkut peristiwa pemukulan. Ibu sebenarnya tidak setuju dengan adanya jumpa pers," kata dia.

Meski begitu, Ratna menampik kesaksian Ahmad Rubangi yang menyebutkan ia tidak setuju atas jumpa pers Prabowo Subianto terkait kasus penganiayaannya.

Dalam persidangan tersebut, Ratna menyebutkan alasan ketidakhadirannya karena ia sedang stres.

"Keputusan dari perasaan saya saat itu. Beliau (Prabowo Subianto) kalau mau menggelar jumpa pers itu haknya. Saya tidak berhak untuk melarang. Saya sendiri enggak ingin ikut, saya sedang stres," ungkap dia.

2. Kronologi Ratna akui kebohongan

Kebohongan Ratna tentang insiden pemukulan yang menyebabkan lebam di wajahnya pertama kali diceritakan kepada tiga orang stafnya.

Menurut kesaksian Ahmad Rubangi, ia mendapatkan kabar tersebut langsung dari Ratna pada 24 September 2018.

"Beliau bilang dipukuli dua orang laki-laki di Bandung," ujar dia.

Saksi lain bernama Saharudin mengaku, diminta Ratna untuk tidak menceritakan perihal penganiayaan tersebut kepada anak dan keluarga Ratna.

"Di kamar, kakak (panggilan untuk Ratna Sarumpaet) tiba-tiba duduk di sudut kamar dan mengaku kalau dipukuli dua orang di Bandung. Kata Kakak, jangan ceritakan ini kepada keluarga dan anak-anak," kata Saharudin, di persidangan.

Pele seorang saksi yang juga karyawan Ratna sempat menyarankan Ratna untuk lapor ke polisi terkait penganiayaan tersebut.

"Sudah kami sarankan, 'Kenapa tidak lapor polisi?'. Pada saat itu, beliau juga masih jadi tersangka di kasus makar. Jadi, ada rasa tidak percaya pada kepolisian," papar Pele.

Dari kesaksian Ahmad Rubangi diketahui Ratna baru mengakui kebohongannya pada 3 Oktober 2018 jelang gelar jumpa pers.

Ratna disebut mengakui kebohongan tersebut pada tiga orang stafnya sambil menangis.

Saharudin menyampaikan, penyebab Ratna mengakui kebohongannya setelah ia mendapatkan informasi adanya dokumen pdf yang dibuat Polda Metro Jaya pada 3 Oktober 2018.

File pdf tersebut didapatkan Saharudin dan Ratna dari seseoran bernama Siane.

"Isinya tentang penyelidikan dari pihak kepolisian bahwa ada foto-foto Kakak (Ratna) di rumah sakit," jawab Saharudin, kepada majelis hakim.

Setelah mendapatkan file tersebut Saharudin menyebutkan, Ratna memerintahkannya untuk segera menggelar jumpa pers di rumahnya pada pukul 15.00 WIB.

3. Kesaksian Nanik S Deyang

Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang turut memberikan kesaksiannya atas kasus Ratna Sarumpaet.

Dalam pengakuan Nanik, ia dan Fadli Zon mengetahui kabar penganiayaan Ratna pada 2 Oktober 2018, saat sedang rapat Tim BPN Prabowo-Sandiaga.

Setelah mendapat kabar simpang siur terkait kondisi Ratna, di depan Majelis Hakim, Nanik mengaku mengunggah foto Ratna dengan muka lebam ke akun Facebooknya setelah meminta izin pada Ratna.

Foto tersebut diambil di Lapangan Polo Nusantara Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada 2 Oktober 2018.

"Pertama, Fadli Zon mengambil gambar, lalu izin untuk ditwit ke akun Twitter-nya. Karena saya punya etika, saya bertanya lagi ke Ibu Ratna untuk upload ke Facebook saya. Saya minta izin, saya melihat sendiri, beliau mengangguk," cerita Nanik.

Unggahan foto muka lebam Ratna, langsung dihapus Nanik pada 3 Oktober 2018, setelah ia tahu bahwa Ratna berbohong.

Ratna juga meminta Nanik untuk menyampaikan permintaan maaf pada Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

Saat dihubungi Ratna, Nanik mengaku sempat mengatakan pada Ratna bahwa kebohongannya tersebut digunakan untuk menjatuhkan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

"Saya sampai bilang, Mbak Ratna mau menjatuhkan Prabowo? Langsung dijawab Mbak Ratna, tidak. Dia bilang akan bertanggung jawab karena ini kesalahan dia," papar Nanik.

Sementara itu, Ratna menampik kesaksian Nanik yang menyebutkan bahwa Fadli Zon meminta izin mengunggah wajah lebamnya ke akun Twitter-nya.

"Saya enggak mungkin izinkan untuk unggah foto. Sebenarnya terlalu banyak bunga-bunga dramatis. Seolah-olah dia (Nanik) adalah pembawa Prabowo yang luar biasa," bantah Ratna.

Adapun, Ratna didakwa dengan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana.

Jaksa juga mendakwa Ratna dengan Pasal 28 Ayat (2) jo Pasal 45 A Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sidang lanjutan kasus Ratna Sarumpaet akan digelar Kamis (4/4/2019), masih dengan agenda pemeriksaan saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/03/11044041/fakta-sidang-keenam-ratna-sarumpaet-di-balik-jumpa-pers-prabowo-kronologi

Terkini Lainnya

Menghitung Bulan Pemindahan Ibu Kota Negara, DKI Berubah Jadi DKJ Saat HUT ke-79 RI

Menghitung Bulan Pemindahan Ibu Kota Negara, DKI Berubah Jadi DKJ Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina, Hotman Paris: Kami Belum Bisa Pastikan

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina, Hotman Paris: Kami Belum Bisa Pastikan

Megapolitan
Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Megapolitan
Keluarga 'Vina Cirebon' Buka Suara: Tak Terima 2 DPO Dihapus dan Pertanyakan Pegi sebagai Tersangka

Keluarga "Vina Cirebon" Buka Suara: Tak Terima 2 DPO Dihapus dan Pertanyakan Pegi sebagai Tersangka

Megapolitan
Soal Perubahan DKI Jadi DKJ, Akan Ada Pelepasan Bendera dari Monas ke Istana IKN

Soal Perubahan DKI Jadi DKJ, Akan Ada Pelepasan Bendera dari Monas ke Istana IKN

Megapolitan
Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Megapolitan
Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Megapolitan
Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Megapolitan
BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

Megapolitan
Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke