Salin Artikel

Cerita Tukidjo Jadi Juru Kremasi Hewan Kesayangan, dari Kucing hingga Ular...

KOMPAS.com – Dengan sabar Tukidjo mengatur panas api di ruang krematorium Pondok Pengayom Satwa. Beberapa kali Ia membalikkan jasad anjing kecil yang diletakkan di atas tungku.

Ruangan krematorium terletak di bagian belakang Pondok Pengayom Satwa. Sebuah tungku yang terhubung dengan cerobong asap berwarna hitam pekat akibat asap pembakaran.

Di depan ruang krematorium, Priska, pemilik anjing hanya dapat menunduk dan menahan air matanya.

Setelah satu jam, jasad anjing berubah menjadi abu. Tukidjo kemudian mengumpulkan abu anjing tadi dan memasukkannya ke dalam sebuah wadah.

Ternyata masih ada bagian yang perlu dihaluskan. Tukidjo kemudian menumbuk abu bakaran hingga semuanya menjadi halus.

Setelah selesai, abu halus dimasukkan ke dalam wadah gerabah dan diserahkan kepada pemilik hewan peliharaan.

Tukidjo merupakan juru kremasi hewan kesayangan di selter hewan yang terletak di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan ini.

“Sehari-hari kerjanya begini. Kadang sehari bisa kremasi satu sampai tiga ekor hewan peliharaan,” ujar Tukidjo.

Tukidjo mengaku telah menjalani profesi ini sejak tahun 1992 atau sudah 27 tahun. Selama 27 tahun bekerja, banyak pengalaman menarik yang Ia temui.

“Saya sering menemui pemilik anjing yang tampak sangat sedih saat hewannya mau dikremasi, ada yang nangis sejadi-jadinya, tapi ada juga yang biasa saja,” ceritanya.

Kremasi kucing hingga ular

Pria asal Yogyakarta ini mengatakan, tak hanya anjing, ia mengaku pernah melayani jasa kremasi kucing, kelinci, ular, burung, hingga monyet.

Untuk jasa kremasi hewan peliharaan yang beratnya 5 kilogram, pemilik harus membayar sekitar Rp 300.000. Ada tarif tambahan jika berat hewan peliharaan lebih dari 5 kilogram.

Layanan kremasi dibuka setiap hari pukul 09.00 hingga 15.00. Jika lewat dari jam tersebut, proses kremasi akan dilakukan di hari berikutnya.

Menurut Tukidjo, dulu proses kremasi tak dilakukan di ruang krematorium seperti sekarang.

“Dulu belum ada tungku kremasi begini. Jadi kremasi hewan peliharaan masih pakai kayu bakar. Proses kremasinya jadi lebih lama dan abunya sulit dipisahkan dengan kayu bakar,” kata Tukidjo.

Tukidjo mengaku senang menjalani profesi ini meski kini ia merupakan juru kremasi satu-satunya di Pondok Pengayom Satwa.

Baginya, memberikan momen perpisahan yang layak antara hewan kesayangan dengan sang pemilik merupakan pengalaman berharga dalam hidupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/04/09423061/cerita-tukidjo-jadi-juru-kremasi-hewan-kesayangan-dari-kucing-hingga-ular

Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke