Salin Artikel

Hari Pertama Operasi DDT yang Tak Berjalan Mulus

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari pertama beroperasinya jalur double-double track segmen Jatinegara-Cakung pada Jumat (12/4/2019), kemarin tidak berjalan mulus.

Perjalanan KRL Commuter Line jalur Bekasi molor sejak pagi hingga sore imbas penyesuaian jalur menyusul beroperasinya jalur DDT. Sejumlah penumpang pun kesal karena mereka terlambat beraktivitas.

"Sudah enggak tahan, kalau mau ke tempat kerja juga sudah enggak nyampe, harusnya jam 9 sudah kerja, tapi sekarang jam setengah 10 masih di sini, sudah lah saya pulang saja," ujar seorang penumpamg bernama Fuad, saat ditemui di Stasiun Jatinegara.

Fuad bercerita, ia menaiki kereta dengan jadwal pemberangkatan sekitar pukul 07.30 WIB. Namun, kereta baru berjalan setengah jam kemudian.

Perjalanan kereta pun tak lancar, kereta yang ditumpanginya lama tertahan di kawasan Cipinang karena mengantre untuk memasuki Stasiun Jatinegara.

Sumpono, penumpang lain, mengeluhkan kondisi di dalam kereta yang penuh sesak akibat keterlambatan tersebut. Ia pun menganalogikan penumpang dalam kereta bagai singkong dalam karung.

"Saya kurang lebih tiga jam di dalam kereta, wah luar biasa sudah kayak singkong disusun dalam karung saja saking sempitnya," kata Sumpono.

Sesaknya kerera juga membuat banyak penumpang jatuh pingsan. Rizki, salah seorang penumpang, jatuh pingsan setelah merasa kehabisan oksigen kala kereta yang ditumpanginya tertahan lama di Cipinang.

"Saya berdiri terus tiba-tiba gelap, setelah itu saya enggak tahu apa-apa tiba-tiba sudah ada di sini," kata Rizki, yang Jumat pagi kemarin hendak menuju Tebet untuk melakukan wawancara kerja.

Penyesuaian

Kepala Balai Teknik Jakarta-Banten Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Jumardi mengatakan, keterlambatan itu disebabkan oleh penyesuaian operasi menyusul beroperasinya DDT.

"Dari malam sudah kita uji coba bagaimana arus dari timur bisa dipecah masuk dan bagaimana arus dari barat tadinya 4 (jalur) ditambah 2 (jalur) lagi, itu kan ada bottlenecking," kata Jumardi.

Jumardi menuturkan, bottlenecking itu terjadi lantaran jalur kereta selepas Stasiun Jatinegara ke arah barat baru berjumlah dua jalur setelah mempunyai empat jalur sejak dari Cakung ke Jatinegara.

PT Kereta Commuter Indonesia memohon maaf atas keterlambatan tersebut. VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menyebut, perjalanan kereta dapat kembali normal apabila penyesuaian telah selesai.

Anne melanjutkan, jalur DDT sepanjang 9,5 kilometer yang dioperasikan kemarin nantinya dapat memperlancar perjalanan KRL karena lintasannya sudah terpisah dengan lintasan Kereta Api Jarak Jauh.

"Biasanya dengan Kereta Api Jarak Jauh kan didahului ya, tapi di 9,5 km ini kita berharap sudah tidak saling mendahului," ujar Anne.

Namun demikian, PT KCI belum menerapkan jadwal baru perjalanan KRL Commuter Line, khususnya jalur Bekasi, menyusul beroperasinya jalur DDT.

"Nanti, kita masih menggunakan Gapeka yang tahun kemarin sampai nanti Mei ya. Nanti kita mau lihat, mau evaluasi, apakah kita bisa menambah slot perjalanan untuk KRL," kata Anne.

Diketahui, jalur DDT yang dioperasikan kemarin baru sebagian kecil dari keseluruhan proyek DDT. Jumardi menyebut, proyek DDT nantinya akan terbentang dari Manggarai hingga Bekasi yang ditargetkan rampung pada 2021.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/13/07393291/hari-pertama-operasi-ddt-yang-tak-berjalan-mulus

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke