Salin Artikel

Bayi Dianiaya Ayahnya hingga Tewas karena Dianggap Bawa Sial

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ayah berinisial MS (23) mengaku mebunuh anaknya sendiri yang baru berusia tiga bulan lantaran diduga mendatangkan kesialan.

Hal itu disampaikan Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu.

"Pelaku menganggap anaknya itu merupakan anak hasil hamil di luar nikah. Jadi malu sama keluarga besarnya dan pelaku berpikir kalau anak hasil hamil di luar nikah bisa mendatangkan kesialan dan kemalangan buat keluarganya," kata Erick melalui pesan singkatnya kepada Kompas.com, Minggu (5/3/2019).

Oleh karena itu ia melakukan penganiayaan yang menyebabkan anaknya berinisial KQS tewas saat istrinya berbelanja ke pasar.

Penganiayaan yang dilakukan MS menimbulkan luka memar bekas pukulan di bagian wajah, bekas gigitan di bagian pipi, serta mengalami patah tangan.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) DKI Jajarta sempat melakukan pemeriksaan kejiwaan kepada MS dan istrinya SK (22)

"Setelah diperiksa assesment awal oleh Dinas P2TP2A Jakarta bahwa pelaku normal, tidak mgalami gangguan jiwa walaupun perilaku menyimpang," kata Erick.

Diketahui sebelumnya, seorang balita berusia 3 bulan ditemukan tewas oleh ibu kandungnya pada 27 April 2019 lalu dengan luka memar dan bekas gigitan.

"Bayi itu meninggal Sabtu, 27 April saat dibawa ke puskesmas, orangtuanya minta surat kematian ke puskesmas, sama puskesmas ditolak. Salahnya dia (pihak puskesmas) enggak lapor," jelas Erick.

Setelah permintaannya ditolak, lanjut Erick, pelaku yang ketakutan langsung membawa jenazah korban ke rumah untuk dikuburkan.

"Lalu, pada Selasa (30/4/2019) pelaku kembali mendatangi puskesmas dan meminta surat kematian," lanjut Erick.

Permintaan itu kembali ditolak oleh puskesmas dan kemudian pihak puskesmas melaporkan kejadian tersebut pada kepolisian.

"Akhirnya kami tangkap pelakunya pada Rabu (1/5/2019)," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/05/15082381/bayi-dianiaya-ayahnya-hingga-tewas-karena-dianggap-bawa-sial

Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke