"Ini malah mau saya tuntut ini. Lagi saya ajukan ke DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu). Siapa tuh namanya yang (Bawaslu) Jakarta Pusat," kata Taufik di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).
Sebab, Taufik menilai temuan C1 itu janggal.
Ia mempertanyakan razia kendaraan di Menteng yang menurutnya selama ini tak pernah digelar.
"Sekarang urusannya apa (razia)? Memang Jinny oh Jinny? Kalau mau berbohong profesional juga, enggak ada tuh (razia), Jalan Besuki (Menteng) jalan kecil, enggak pernah ada razia," ujarnya.
Taufik meminta Bawaslu DKI Jakarta tak hanya menggali keterangan dari dirinya. Ia meminta Bawaslu juga menggali asal-usul ribuan C1 tersebut.
"Kan sederhana loh sebenarnya kalau menelusurinya. Cari yang pesan taksi online siapa," ujar Taufik.
Sebelumnya, temuan C1 ini bermula dari razia yang digelar polisi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (4/5/2019).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan razia itu awalnya digelar untuk terduga teroris yang kabur di Bekasi pada hari itu.
Satu unit mobil Daihatsu Sigra berpelat A yang melintas diberhentikan karena melanggar lalu lintas.
Ketika diperiksa, mobil itu mengangkut dua kardus berisi ribuan formulir C1 asal berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah.
Kardus itu bertuliskan "Kepada Yth Bapak Toto Utomo Budi Santoso Direktur Satgas BPN PS Jl Kertanegara No 36 Jakarta Selatan" dan "Dari Moh Taufik Seknas Prabowo-Sandi Jl HOS Cokro Aminoto no 93 Menteng Jakarta Pusat".
Taufik membantah memiliki maupun mengirim kardus tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/09/12320761/temuan-ribuan-c1-di-menteng-taufik-akan-laporkan-bawaslu-ke-dkpp