Salin Artikel

Anies: Palyja Tidak Kooperatif untuk Penyediaan Air Warga Jakarta!

"Kami perlu sampaikan Palyja tidak kooperatif dan itikad untuk bertanggung jawab atas penyediaan air warga Jakarta tidak muncul di situ," kata Anies di Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).

Padahal, perusahaan swasta lain yang juga mengelola air Jakarta, PT Aetra Air Jakarta, sudah menandatangani Head of Agreement (HoA) dan menyepakati pengembalian konsesi ke Jakarta serta transisinya.

Menurut Anies, Palyja tidak merespons keinginannya.

"Meeting saja susah. Tidak seperti Aetra. Aetra itu responsif. Ini yang dulu kenapa teman-teman tanya saya enggak cerita karena pada waktu itu lagi proses bahwa yang satu responsif yang satu tidak responsif," ujarnya. 

Oleh karena itu, Anies dan timnya tengah merumuskan langkah hukum agar bisa tetap mengambil alih pengelolaan air dari Palyja.

"Jadi buat Palyja, ini catatan, masyarakat sudah mengetahui tentang respons Anda terhadap proses ini," ujar Anies.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Palyja Robert Rerimassie mengakui pihaknya belum mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penghentian swastanisasi pengelolaan air bersih.

Robert mengatakan, Pemprov DKI melalui badan usahanya, PAM Jaya belum memberikan kejelasan nasib.

"Kami juga perlu kepastian," kata Robert kepada wartawan, Sabtu (28/4/2019).

Kepastian itu bukan sekadar soal keuntungan bagi Palyja, tetapi juga menyangkut pelayanan kepada warga di bagian barat Jakarta yang menjadi pelanggan Palyja.

Robert mengakui selama ini pengelolaan air di bawah pihak swasta belum optimal.

Menurut dia, hal itu disebabkan Pemprov DKI yang tak pasti dalam memberikan keuntungan ke Palyja.

Perjanjian yang dibuat PAM Jaya dengan Palyja pada 1997 mensyaratkan PAM Jaya memberi jaminan keuntungan sebesar 22 persen. Total keuntungan yang masih menjadi utang sebesar Rp 6,7 triliun.

Padahal, menurut Robert, keuntungan itu bisa digunakan untuk menambah jaringan dan memperbaiki pelayanan.

PAM Jaya sudah menandatangani kesepakatan awal dengan PT Aetra Air Jakarta.

Perusahaan yang melayani pelanggan di bagian timur Jakarta itu setuju mengembalikan konsesi ke PAM Jaya.

Perjanjian ini buah dari keputusan Anies tiga bulan lalu untuk mengambil alih pengelolaan air Jakarta.

Pada 11 Februari 2019, Anies dan Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum mengumumkan hasil kajian selama enam bulan terakhir.

Tim tersebut mengkaji berbagai opsi yang bisa dilakukan DKI untuk menghentikan swastanisasi.

Langkah yang dipilih ialah lewat mekanisme perdata atau renegosiasi antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aetra.

Renegosiasi bisa menghasilkan pembelian dua perusahaan swasta oleh DKI, perjanjian kerja sama untuk mengakhiri kontrak, atau pengambilalihan sebagian sebelum kontrak habis pada 2023.

Sejak 1998, air bersih di Jakarta dikelola Palyja dan Aetra. Sejak itu, konsesi dipegang swasta dan PAM Jaya hanya berperan sebagai pengawas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/10/15312951/anies-palyja-tidak-kooperatif-untuk-penyediaan-air-warga-jakarta

Terkini Lainnya

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke