Sekitar pukul 02.00, dia bersama para warga lain mendengar ada teriakan-teriakan dari sejumlah orang. Dia melihat bahwa sudah ada pembakaran ban di depan markas FPI.
"Saya curiga mobil saya kena. Ternyata benar, pas keluar, mobil sudah kebakar," katanya saat ditemui di sekitar Jalan KS Tubun.
Dia mengaku terkejut dan sempat melihat massa melempari bom molotov yang menyebabkan belasan mobil terbakar.
Setelah itu, Dharma warga yang tinggal di Asrama Haji langsung masuk untuk mengamankan diri.
"Warga ditantangin keluar. Kami enggak mau, tetap di dalam mengamankan diri," kata laki-laki berusia 40 tahun itu.
Warga lain, Eko, juga mengatakan bahwa warga diteriaki dan diminta untuk keluar. Sepanjang Jalan KS Tubun sudah penuh massa, katanya.
"Ratusan ada kali, ya. Kami dipaksa keluar, diteriaki macam-macam," katanya.
Suasana memanas hingga pukul 04.00. Namun, beberapa massa ditarik mundur oleh kepolisian.
Beberapa kali, bom molotov dan batu terus dilemparkan massa hingga pukul 07.00.
Kerusuhan di Jalan KS Tubun berawal dari aksi penyampaian pendapat berbagai elemen masyarakat di depan gedung Bawaslu pada Selasa (21/5/2019). Massa seharusnya sudah bubar sejak pukul 18.00.
Setelah negosiasi, massa boleh melakukan shalat maghrib dan tarawih di depan gedung Bawaslu. Massa telah sepakat untuk bubar pada pukul 21.00.
Namun, sekitar pukul 23.00 massa terlihat memaksa masuk ke gedung Bawaslu. Situasi memanas dan ternyata di Jalan KS Tubun sejumlah orang melakukan aksi perusakan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/22/09363841/cerita-warga-shock-melihat-mobil-dibakar-molotov-dilempar-dan-pagar