Salin Artikel

Mereka yang Bekerja dalam Senyap Setelah Kerusuhan 22 Mei...

Tak hanya menyisakan sampah, kerusuhan itu juga merusak sejumlah fasilitas, termasuk taman-taman kecil yang biasanya menghiasi bahu Jalan MH Thamrin.

Kamis (23/5/2019) pagi, pasukan warna-warni pun dikerahkan untuk membereskan sisa kerusuhan. Beberapa petugas sudah berada di lokasi sejak azan Subuh belum berkumandang.

"Saya sudah stand by di sini dari jam setengah lima, tadi berangkat dari rumah sekitar jam 4 habis sahur," kata Sugandi, petugas Dinas Lingkungan Hidup yang tinggal di kawasan Tambora.

Sugandi menuturkan, situasi masih cukup chaos ketika ia datang pagi tadi. Aksi lempar masih terjadi dan pekatnya gas air mata terasa sangat perih.

"Wah perih banget, sesak. Kadang-kadang kita pada saat mengambil sampah itu gas itu masih aktif gitu ya jadi masih perih, asapnya masih tebal banget," kata Sugandi.

Berbeda dengan Sugandi, petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI yang bernama Rusmana sudah berkali-kali bertugas pasca-pecahnya kerusuhan atau kericuhan.

Oleh karena itu, ia sudah berlapang dada ketika melihat tanaman-tanaman di pinggir jalan rusak akibat terinjak-injak saat kerusuhan pecah.

"Kita sebagai manusia, habis kerja dirusak mungkin ada ya perasaan kesal. Cuman ya mau diapain lagi? Ini kan memang sudah tugas kita," ujar Rusmana.

Ia pun berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi. "Karena kan capek juga, dampaknya ke kita juga nantinya," kata Rusmana.

"Semoga bangsa dan negeri ini sadar dan harapan saya jangan sampai terulang kembali di hari-hari selanjutnya, cukup ini yang terakhir," kata Sugandi yang punya harapan serupa.

Sugandi dan Rusmana hanyalah sebagian kecil dari pasukan warna-warni yang tengah membereskan sisa-sisa kerusuhan pada pagi ini.

Dalam senyap, mereka tulus bekerja membuat Jakarta indah kembali setelah diamuk oleh ganasnya massa pada Rabu kemarin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/23/11271481/mereka-yang-bekerja-dalam-senyap-setelah-kerusuhan-22-mei

Terkini Lainnya

Penjambret iPhone 15 di Depan Hotel Pullman Ditangkap, Ternyata Sudah Beraksi 12 Kali

Penjambret iPhone 15 di Depan Hotel Pullman Ditangkap, Ternyata Sudah Beraksi 12 Kali

Megapolitan
Gembok Rumah Warga Terpaksa Dibobol Damkar Saat Padamkan Kebakaran Pasar Poncol Senen

Gembok Rumah Warga Terpaksa Dibobol Damkar Saat Padamkan Kebakaran Pasar Poncol Senen

Megapolitan
Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Megapolitan
Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Megapolitan
Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Megapolitan
Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Megapolitan
FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

Megapolitan
Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Megapolitan
Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Megapolitan
3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Megapolitan
Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Megapolitan
Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Megapolitan
Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke